
Self editing merupakan tahapan penyempurnaan naskah yang dilakukan secara mandiri oleh penulis sebelum naskah diterbitkan. Dalam tahapan ini, dilakukan perbaikan pada setiap kesalahan-kesalahan penulisan yang ditemukan. Mulai dari typo, penggunaan tanda baca, kalimat yang terlalu panjang, dan lain-lain.
Namun, tak sedikit penulis pemula yang mengabaikan kesalahan dalam self editing naskah buku sehingga membuat hasil editing tidak maksimal dan kurang profesional.
Daftar isi
Toggle9 Kesalahan dalam Self Editing Naskah yang Sering Diabaikan oleh Penulis Pemula
Nah, jika kamu seorang penulis pemula, sudahkah kamu tahu apa saja kesalahan dalam self editing yang sering diabaikan oleh penulis pemula? Jika belum, mari simak penjelasannya lebih lanjut berikut ini!
Artikel yang sesuai:
1. Tidak Membaca Ulang Naskah dengan Suara Keras
Pertama, kesalahan dalam self editing naskah buku yang sering diabaikan oleh penulis pemula adalah tidak membaca ulang naskah dengan suara keras. Sering kali, penulis lebih memilih membaca ulang naskah di dalam hati karena dinilai lebih cepat.
Padahal, membaca ulang naskah dengan suara keras bukanlah tanpa tujuan. Ketika membaca ulang naskah dengan suara keras, kamu bisa merasakan kehalusan aliran sebuah kalimat, apakah terasa ada yang janggal atau tidak, dan menemukan ritme yang tidak nyaman.
Dengan begitu, kamu bisa segera melakukan editing pada bagian yang masih terasa tidak nyaman saat dibaca tersebut. Kenyamanan teks saat dibaca merupakan aspek penting untuk membantu meningkatkan minat baca, memperkuat pemahaman pembaca, mencegah kelelahan mata, hingga meningkatkan kredibilitasmu sebagai penulis.
2. Menyepelekan Typo
Kesalahan dalam self editing naskah yang sering diabaikan oleh penulis pemula berikutnya adalah menyepelekan typo. Typo sering kali dipandang sebagai kesalahan kecil yang tidak perlu diperhatikan dan tidak lebih penting dari aspek seperti struktur kalimat, alur, dan gaya penulisan.
Padahal, naskah yang terbebas dari detail kesalahan kecil seperti typo bisa menunjukkan kecermatan, ketelitian, serta keseriusan penulis dalam berkarya. Ini juga menandakan bahwa dalam melakukan self editing naskah tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang penyuntingan naskah saja, melainkan juga ketelitian.
Naskah yang masih banyak terdapat kesalahan penulisan ejaan atau typo tentu saja dapat memengaruhi pengalaman membaca. Pembaca bisa jadi kehilangan minat untuk melanjutkan membaca sampai akhir. Parahnya lagi, profesionalitasmu sebagai penulis juga akan diragukan.
Tidak hanya itu, menyajikan buku yang terbebas dari typo juga merupakan bentuk menghargai para pembaca, lho. Pembaca bukumu adalah orang-orang yang mendukung karyamu. Maka sebagai penulis, sudah sepatutnya kamu menciptakan karya dengan kualitas yang terbaik.
Meski typo termasuk kesalahan minor, tetapi typo tetaplah perlu diminimalkan melalui self editing. Sebab, naskah yang terbebas dari typo merupakan elemen penting untuk membantu naskah terlihat profesional di mata para pembaca.
3. Tidak Mengistirahatkan Naskah Sebelum Diedit
Kesalahan dalam self editing naskah yang sering dilakukan penulis pemula lainnya yaitu tidak memberikan jeda waktu yang cukup untuk melakukan self editing setelah naskah selesai ditulis.
Padahal, mengistirahatkan naskah sampai beberapa hari setelah selesai ditulis ini penting untuk membantu meningkatkan kualitas naskah. Dengan mengistirahatkan naskah terlebih dahulu memungkinkanmu melihat naskah dengan kaca mata baru yang lebih segar dan objektif.
Tidak langsung mengedit setelah naskah selesai ditulis juga dapat mencegah penulis merasakan kelelahan secara mental dan fisik. Dengan demikian, kamu yang bisa lebih siap dalam melakukan self editing.
Selain itu, memberikan jeda waktu sebelum mengedit naskah juga memungkinkanmu menemukan ide-ide yang masih tertinggal. Ini tentunya penting untuk meningkatkan kualitas editan dan memperkuat naskah agar semakin menarik.
4. Mengabaikan Konsistensi
Mengabaikan konsistensi menjadi kesalahan berikutnya yang sering kali dilakukan penulis pemula dalam melakukan self editing naskah. Hal ini dikarenakan ketidakkonsistenan dalam naskah akan membuat naskah nampak tidak profesional dan membuat pembaca bingung.
Sebagai contoh, pengabaian konsistensi dalam naskah bisa meliputi hal-hal berikut:
- Tidak konsisten dalam menyebutkan istilah tertentu
- Mengubah gaya bahasa secara tiba-tiba, dari yang semula baku menjadi tidak baku
- Tidak konsisten dalam menyebutkan kata serapan
- Penggunaan format heading subheading, dan poin-poin di dalam naskah yang berubah-ubah
- Dan lain-lain.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan di atas, pastikan kamu lebih teliti lagi dalam melakukan self editing, ya. Selain itu, tetapkan gaya bahasa yang hendak kamu gunakan sejak awal dan sesuaikan dengan target pembaca.
Konsistensi merupakan hal penting untuk menjaga profesionalitas naskah dan kualitasnya secara keseluruhan.
5. Over Editing

Segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik hasilnya. Termasuk dalam self editing naskah. Berlebihan dalam mengedit atau over editing memiliki potensi menghilangkan gaya asli penulis.
Misalnya saja, penulis terlalu fokus pada pengurangan kata agar kalimat lebih efektif. Namun tanpa dilakukan dengan porsi yang cukup dan hati-hati, hal ini justru memiliki kemungkinan menghilangkan detail penting di dalam kalimat.
Dengan kata lain, over editing bisa membuat penulis kehilangan fokus pesan utama yang hendak disampaikan dalam tulisannya dan membuat naskah menjadi kurang efektif.
Maka, penting agar kamu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengakhiri self editing dan membiarkan naskahmu tampil apa adanya. Jika memungkinkan, kamu juga bisa meminta pendapat orang lain untuk menilai hasil self editing yang kamu kerjakan.
6. Menghiraukan Transisi Antar Bagian
Mengabaikan transisi antar bagian dalam naskah menjadi kesalahan dalam self editing berikutnya yang perlu dihindari penulis pemula.
Menyertakan kata pengantar atau penghubung antara paragraf sebelumnya dengan paragraf baru merupakan langkah penting untuk membantu pembaca memahami konteks pembahasan.
Terlebih lagi ketika memasuki topik pembahasan yang baru. Menggunakan kalimat transisi yang logis menjadi penting agar pembaca tidak kebingungan dengan maksud yang hendak kamu sampaikan.
7. Tidak Mengecek Data dan Fakta
Pada naskah nonfiksi seperti buku ilmiah dan buku ajar atau buku akademik, melakukan pengecekan data dan fakta yang ada di dalamnya merupakan langkah krusial. Hal ini untuk memastikan naskah tidak menyajikan data dan informasi yang dapat menyesatkan pembaca.
Kesalahan penyajian data dan informasi di dalam naskah bisa berdampak menurunkan kepercayaan pembaca. Bahkan, satu kesalahan saja bisa membuat pembaca mempertanyakan kualitas naskahmu secara keseluruhan.
8. Terlalu Percaya Diri terhadap Kemampuan Berbahasa
Terlalu percaya diri terhadap kemampuan berbahasa juga menjadi salah kesalahan dalam self editing naskah buku yang tidak bisa dianggap remeh.
Realitanya setelah naskah sudah di tangan editor, masih banyak kesalahan penulisan yang terlewat oleh mata penulis. Hal ini bisa terjadi bukan hanya karena kemampuan berbahasamu yang masih belum mumpuni, melainkan juga ketelitian yang perlu ditingkatkan kembali.
9. Mengesampingkan Layout atau Tampilan
Selain teks, layout atau tampilan buku juga menjadi salah satu aspek yang perlu diperiksa dalam self editing naskah. Ini dikarenakan layout buku juga dapat memengaruhi pengalaman membaca. Isi buku yang sebenarnya bagus, bisa jadi tidak diminati oleh pembaca karena layoutnya yang berantakan.
Layout yang rapi, bersih, dan menarik juga merupakan salah satu kunci agar buku terlihat profesional serta mampu meningkatkan nilai jual buku.
Nah, agar dihasilkan tata letak atau layout buku yang rapi tentunya diperlukan keahlian khusus. Yakni, keahlian dalam mengatur setiap elemen maupun teks di dalam naskah agar nampak seimbang dan harmonis sehingga nyaman dibaca.
Jika tidak memiliki keahlian tersebut, kamu bisa pertimbangkan untuk menggunakan jasa desain layout buku profesional yang tersedia di luaran sana. Menggunakan jasa ini akan sangat membantu meningkatkan kualitas naskahmu agar nampak profesional dan membuat pembaca nyaman saat membaca halaman demi halaman bukumu.
Nah, itulah tadi sembilan kesalahan dalam self editing naskah buku yang sering diabaikan oleh penulis, khususnya penulis pemula.
Melakukan self editing naskah buku merupakan langkah penting untuk membantu meningkatkan kualitas naskah sehingga potensi diterima penerbit semakin tinggi.
Dalam melakukan self editing naskah juga tidak hanya diperlukan pemahaman yang baik terkait kebahasaan, melainkan juga kecermatan dan ketelitian dalam menemukan setiap kesalahan di dalam naskah.
Meski demikian, melakukan self editing naskah sering kali tidak cukup untuk memaksimalkan hasil editing. Sebab, penulis hanya melihat dan menilai naskah berdasarkan sudut pandangnya sendiri.
Itulah mengapa menggunakan jasa editing naskah sangat direkomendasikan. Salah satunya jasa editing naskah dari Halo Penulis yang dikerjakan oleh editor profesional dan berpengalaman dalam menangani naskah fiksi maupun nonfiksi.
Layanan jasa editing naskah buku dari Halo Penulis merupakan pilihan terbaik bagi penulis pemula yang khawatir dengan budget editing yang mahal, namun ingin segera melihat karyanya terbit dengan kualitas maksimal.
Tertarik meningkatkan kualitas naskahmu dengan jasa editing naskah buku yang cepat, aman, dan murah? Halo Penulis solusinya! Simak informasi selengkapnya di sini: Jasa Editing Naskah Buku Fiksi dan Nonfiksi Profesional.





