Sebuah cerita yang terdiri dari karakter dan juga plot cerita, tidak akan membentuk sebuah cerita novel yang utuh tanpa adanya setting atau latar cerita. Dunia fiksi layaknya di dunia nyata yang kita miliki, bahkan walaupun itu benar-benar tidak nyata (fantasi maupun horor) sekalipun, setting cerita tetaplah ada.
4 Elemen Setting Cerita Novel yang Bisa Membuat Ceritamu Lebih Hidup
Lalu, tahukah kamu apa saja elemen setting cerita novel? Apakah cukup terkait dengan tempat saja atau ada unsur lainnya? Berikut kami memaparkan elemen setting cerita novel pada uraian di bawah ini:
1. Setting Tempat
Elemen setting cerita novel yang pertama adalah tempat yakni lokasi geografis di mana peristiwa dalam cerita. Ini meliputi negara, provinsi, kabupaten, kota atau lingkungan tertentu. Lingkungan tertentu itu misalnya di pantai, di pegunungan, di desa, di kota atau bahkan di sebuah gurun misalnya.
Nah, setiap tempat ini pasti memiliki kebiasaan atau budayanya sampai tantangannya masing-masing,. Yang mana tentu saja akan mempengaruhi karakter tokoh di cerita novelmu dan plot ceritanya. Tips dalam menentukan tempat, pastikan sespesifik mungkin agar proses kamu dalam menyusun cerita juga jadi lebih mudah karena dunia yang kamu ciptakan juga jelas tidak mengawang.
2. Setting Cerita Novel Berupa Waktu
Elemen setting cerita novel yang kedua adalah waktu. Waktu ialah kapan periode cerita dalam novelmu ini berlangsung. Secara umum setting waktu dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Periode sejarah
Ini terkait dengan setting waktu di era kapan cerita tersebut berlangsung. Apakah cerita berlangsung sebelum kemerdekaan atau setelah kemerdekaan Indonesia. Atau apakah itu terjadi di tahun politik atau bukan.
Nah, setiap periode waktu tentu saja dapat mempengaruhi cerita dan juga sebaliknya. Semisal ketika cerita novel yang kamu tulis di tahun pasca atau awal-awal kemerdekaan, semangat juang pasti juga mempengaruhi karakter tokoh cerita yang terlibat. Begitu pula dengan benda-benda yang ada di cerita novelmu pada periode waktu tersebut, sangat janggal dan bisa memunculkan plot hole jika tiba-tiba ada adegan tokoh sedang menggunakan smartphone.
Periode dalam setahun
Misalnya ini terkait dengan musim pada saat cerita berlangsung. Misalnya apakah itu pada saat musim hujan, musim kemarau, musim semi, musim dingin dan lain sebagainya.
Bahkan ini juga bisa tentang musim buah apa yang sedang dipanen. Tergantung dengan setting tempat dan juga cerita yang akan kamu bawakan.
Periode dalam satu hari
Karena novel pada umumnya memiliki durasi cerita yang lebih panjang daripada cerpen, maka durasi waktunya pun lebih sering berganti. Maksudnya adalah dari satu hari berganti ke hari berikutnya.
Maka dari itu dalam menulis cerita novel pastikan membuat adegan pada berbagai waktu atau periode pada siang atau malam hari, seperti fajar atau senja dan membawakannya dengan narasi yang baik. Yakni tidak terlalu kasar perpindahannya dan tidak menggunakan deskripsi yang klise. Sehingga memudahkan pembaca untuk menciptakan orientasi visual dalam sebuah adegan.
4. Setting Suasana
Setting suasana ini dibagi menjadi dua yaitu suasana hati tokoh dan suasana (atmosfer atau vibes) di tempat berlangsungnya sebuah peristiwa. Kedua jenis tersebut bisa saling mengisi dan berpadu dan bisa juga tidak.
Contohnya suasana hati tentu bisa dipengaruhi oleh banyak hal, semisal sebuah kehilangan akan menimbulkan suasana berduka atau bersedih. Kehilangan ini akan memunculkan vibes atau atmosfer kesedihan yang mencekam.
Lain halnya jika setting suasana terkait merujuk pada kata atmosfer yang sesungguhnya, ini akan berkaitan dengan suasana mendung, cerah, atau hujan. Namun, pada dasarnya ketika menulis cerita novel di mana pesan kita hanya disampaikan melalui tulisan maka kondisi atmosfer tersebut juga bisa menggambarkan keadaan hati tokoh-tokohnya.
Semisal biasanya kondisi berduka digambarkan sama dengan kondisi langit yang mendung. Lalu cintanya diterima gebetan dapat dideskripsikan dengan menyisipkan suasana langit yang cerah secerah hati tokoh tersebut, dan lain sebagainya tergantung dengan kreativitas kamu sebagai penulis.
Mengetahui elemen setting cerita novel itu memang penting, tetapi kamu mesti ingat kreativitas kamu dalam merangkai cerita jugalah penting. Sehingga bisa tercipta cerita yang kokoh, dan tidak membosankan.
Maka dari itu teruslah melatih diri dalam berkarya, karena dengan sering berlatih kreativitas dan keahlianmu akan semakin terasah. Sebagai ajang melatih diri, kamu juga bisa memanfaatkan lomba-lomba menulis fiksi seperti lomba menulis cerpen.
Salah satunya kamu bisa mengikuti event menulis dari Halo Penulis x Detak Pustaka. Untuk informasi event menulis yang sedang berlangsung kamu dapat klik pada tautan ini, ya!