7 Kriteria Penilaian Lomba Menulis Puisi: Siap Menang!

7 Kriteria Penilaian Lomba Menulis Puisi: Siap Menang!

Lomba puisi menjadi panggung para penyair untuk mengekspresikan perasaan batin mereka melalui kata-kata. Tidak sekedar kata-kata biasa, tetapi kata-kata yang indah dan penuh dengan makna. Penggunaan kata dan bahasa yang indah tidaklah menjadi satu-satunya kriteria penilaian lomba menulis puisi.

Lebih dari itu, kamu perlu mengetahui kriteria-kriteria umum yang menjadi standar penilaian dewan juri dalam perlombaan. Meski tidak jarang dalam sebuah lomba memiliki kriteria khusus, namun saya akan merangkum kriteria umum penilaian lomba menulis puisi agar dapat kamu jadikan sebagai pedoman dasar saat mengikuti lomba nantinya.

7 Kriteria Penilaian Lomba Menulis Puisi: Siap Menang!

Setiap puisi akan mencerminkan keunikan bahasa, metafora dan penuh dengan makna-makna. Itu semua merupakan komposisi dasar dalam membuat puisi. Namun berbeda saat mengikuti lomba menulis puisi, karena dalam lomba menulis puisi ada beberapa kriteria lainnya yang wajib kamu perhatikan. Berikut kriteria penilaian lomba menulis puisi:

1. Kesesuaian Tema

Kesesuaian puisi dengan tema merupakan tolak ukur pertama dalam penilaian. Sama seperti lomba menulis lainnya, kesesuaian tema akan menentukan apakah karya kamu akan dilihat lebih lanjut atau tidak. Maka yang perlu kamu pahami pertama yaitu tema yang diusung oleh penyelenggara.

Meski tidak jarang ada beberapa event puisi yang tidak menetapkan tema khusus dalam perlombaan.  Namun kamu tidak boleh lalai dengan hal-hal dasar seperti tema. Kesesuaian tema akan memperlihatkan apakah kamu memahami ketentuan yang berlaku atau tidak.

2. Kreativitas Bahasa yang Digunakan

Kreativitas bahasa yang dimaksudkan adalah, kemampuan kita menggunakan bahasa yang beragam sehingga menonjolkan sisi unik dari sebuah karya. Maka dari itu, saya sebut dengan istilah kreativitas karena ini identik dengan kemampuan dalam mempadu padankan bahasa menjadi cantik, menarik dan indah saat dibaca.

Mengingat puisi merupakan karya tulis sastra yang menitik beratkan keindahan bahasa dan kedalaman makna, maka kreativitas ini diibaratkan menjadi dekorasi utama. Biasanya para juri akan menilai sejauh mana penyair mampu mengeksplorasi kata dengan cara yang unik, memiliki citra yang kuat, dan menyampaikan makna yang mendalam melalui kata yang dipilih dengan tepat.

3. Emosi dan Kedalaman Makna

Kriteria penilaian lomba menulis selanjutnya adalah emosi dan kedalaman makna. Maksudnya adalah, sebagai penyair kamu wajib mampu menunjukkan emosi melalui karyamu. Tidak semata-mata hanya menggunakan bahasa yang unik dan indah, tetapi juga perlu adanya emosi yang mampu kamu tunjukkan dalam karya hingga menyajikan makna yang mendalam.

Sebagai penyair, tentu emosi dapat diibaratkan seperti garam pada masakan. Meski bahan masakan yang kamu gunakan berkualitas, namun jika tidak kamu berikan garam maka masakanmu akan terasa hambar.  Begitulah puisi, seindah apapun dan sekreatif apapun bahasa yang kamu gunakan, namun jika tidak memiliki emosi di dalamnya, maka akan gagal mencapai makna yang mendalam.

Puisi juga memiliki kekuatan untuk menyentuh emosi para pembaca. Sama halnya juri juga akan memperhatikan sejauh mana penyair mampu menyelipkan emosi dan kedalaman makna dalam setiap baris puisi. Pesan yang kuat dan autentik menjadi faktor penentu dalam penilaian ini.

4. Rima dan Ritme yang Menarik

Rima merupakan kesamaan bunyi pada akhir kalimat, sedangkan ritme merupakan pola perulangan aksen dan nada dalam puisi. Ini akan menciptakan irama dan aliran yang memberikan kehidupan pada karya. Penggunaan rima dan ritme yang menarik akan menjadi pertimbangan serius oleh para juri dalam penilaian lomba.

Sekaligus akan memberikan nilai tambah pada karyamu. Para juri akan menilai sejauh mana penyair mampu menciptakan pola bunyi yang menarik, dan dapat meningkatkan keindahan puisi tanpa mengorbankan makna.

5. Ketepatan Penggunaan Bahasa Kiasan

Bahasa kiasan atau yang biasa dikenal dengan istilah figurative language, merupakan kiasan yang merujuk pada penggunaan kata atau frasa yang tidak memiliki makna harfiah. Tetapi ia mampu menciptakan gambaran atau makna khusus di dalam pikiran para pembaca atau pendengar.

Bahasa kiasan dapat membantu meningkatkan daya ungkap dan ekspresi dalam puisi, menciptakan efek artistik sekaligus emosional. Penggunaan bahasa kiasan seperti metafora, simile, senandika dan personifikasi dapat menambah dimensi puisi. Ketepatan dalam mengaplikasikan bahasa kiasan menjadi salah satu kriteria penilaian lomba menulis puisi.

6. Originalitas dan Keaslian

Originalitas dan keaslian merupakan salah satu elemen kunci dalam penilaian puisi dan karya sastra pada umumnya. Kedua aspek tersebut dapat mencerminkan penyair atau penulis dapat menghasilkan karya yang unik dan berbeda dari karya yang lain.

Selain itu, karya yang original dan asli akan dapat memberikan kontribusi baru dalam dunia sastra. Puisi yang mampu membawa nuansa baru atau sudut pandang yang unik akan dapat menarik perhatian para juri.

7. Kirim Karya Tepat Waktu

Kamu perlu memperhatikan batas waktu saat mengirim karyamu. Karena, sebagus apapun karya yang kamu buat, namun jika melebihi batas waktu yang ditentukan maka akan berakhir sia-sia. Hal tersebut juga akan memperlihatkan ketelitian serta kedisiplinan kamu dalam berkarya.

Dalam menghadapi lomba puisi, memahami kriteria penilaian lomba menulis puisi adalah langkah awal menuju kemenangan. Sebuah puisi yang mampu memadukan kreativitas, emosi, dan ketepatan bahasa akan mendapatkan penghargaan yang pantas. Oleh karena itu, seorang penyair yang siap meraih kemenangan harus melibatkan diri secara mendalam dalam penciptaan puisi dan menjadikannya lebih dari sekadar kata-kata.

Sekian artikel tentang kriteria penilaian lomba menulis puisi dari saya, semoga bermanfaat ke depannya dan menjadikanmu sebagai penyair yang unik dan keren.

Tinggalkan Komentar