Kriteria penilaian lomba menulis puisi, sebelumnya kita sudah membahasnya secara umum di sini. Sekarang kita akan membahasnya menurut salah seorang sastrawan Indonesia bernama Hasan Aspahani. Dia adalah penulis puisi dan juga kerap kali diamanahi menjadi juri di lomba menulis puisi.
4 Kriteria Penilaian Lomba Menulis Puisi oleh Hasan Aspahani
Lalu siapakah Hasan Aspahani dan bagaimana penilaian puisi untuk lomba olehnya? Berikut Halo penulis merangkumnya.
Mengenal Hasan Aspahani
Hasan Aspahani adalah seorang penyair kelahiran Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada 9 Maret 1971. Dia pernah meraih penghargaan atas karyanya yang berjudul Pena Sudah Diangkat, Kertas Sudah Mengering sebagai Buku Puisi Terbaik Anugerah Hari Puisi Indonesia 2016.
Buku kumpulan puisi terbarunya berjudul Aviarium diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2019. Saat ini Hasan Aspahani merupakan anggota Komite Sastra di Dewan Kesenian Jakarta periode 2020-2023. Selain itu Dia juga aktif di Youtube bernama Juru Tulis yang membagikan materi tentang kepenulisan puisi.
4 Kriteria penilaian lomba menulis puisi
Pada artikel kali ini kita akan membahas bagaimana kriteria penilaian menulis puisi berdasarkan pengalaman Hasan Aspahani selama menjadi juri lomba menulis puisi. Berikut adalah empat kriterianya, silakan menyimak semoga bermanfaat!
Kriteria penilaian pertama: Relevansi pada tema
Kriteria penilaian yang pertama ini menjadi hal yang utama dan pertama yang dilihat oleh juri. Bila puisimu telah menyimpang dari tema otomatis tulisanmu akan didiskualifikasi. Juri memberi bobot untuk relevansi pada tema sebesar 40-50%.
Kriteria penilaian kedua: Kreativitas, gaya, dan orisinalitas
Ketiga poin tersebut (kreativitas, gaya, dan orisinalitas) saling berkaitan. Kriteria pada penilaian kedua ini terkait dengan ada pengaruh penyair lain atau tidak pada karya yang kamu tulis.
Apabila ada penyair lain yang mempengaruhi puisimu itu akan dinilai seberapa besar pengaruhnya. Apakah pengaruhnya banyak dan parah atau tidak. Atau bahkan puisimu jatuh ke plagiat atau tidak itu menjadi poin penilaian oleh juri juga.
Kreativitasmu dalam menafsirkan tema ke dalam puisi juga menjadi poin yang dinilai oleh juri. Biasanya kreativitas, gaya, dan orisinalitas akan diberi bobot nilai sebesar 25-30%.
Kriteria penilaian ketiga: Koherensi bentuk dan struktur
Koherensi bentuk dan struktur ini terkait dengan pengulangan, pengucapan yang utuh atau tidak, rima, dan makna puisi secara utuh. Lalu juga terkait dengan diksi yang dipilih, metafor yang diciptakan serta padu atau tidaknya sajak. Kriteria penilaian lomba menulis puisi terkait koheransi bentuk dan struktur diberi bobot sebesar 10-15%.
Kriteria penilaian keempat: citraan dan bahasa
Kriteria penilaian lomba menulis puisi berikutnya terkait dengan jelas atau tidaknya citraan dan bahasa yang kamu gunakan. Penilaian ini terkait bagaimana bahasa yang kamu gunakan transparan atau prismatis.
Apabila bahasa dalam puisi yang kamu tulis terlalu transparan akan menyebabkan puisimu menjadi kurang indah dan baik sehingga nilainya juga rendah. Namun jika terlalu prismatis, juri juga akan memberi nilai yang rendah pula.
Puisi yang baik itu tetap memberi ruang untuk penafsiran dan tetap pada makna yang jelas. Menurut Hasan Aspahani, puisi itu tidak seterang rambu-rambu dan juga tidak se-abstrak mantra-mantra yang gaib. Kriteria penilaian lomba menulis puisi citraan dan bahasa diberi bobot sebesar 10-15%.
Nah itu dia penilaian lomba menulis puisi oleh Hasan Aspahani. Semoga bisa memberi pencerahan untuk kamu yang saat ini sedang mengikuti lomba menulis puisi. Sehingga puisi yang kamu tulis menjadi lebih baik lagi.
Selain empat poin kriteria penilaian lomba menulis puisi yang sudah disebutkan di atas, kamu juga harus memenuhi semua persyaratan administratif yang diberikan oleh penyelenggara lomba menulis. Jika persyaratan administrasi tidak kamu penuhi maka otomatis tulisan yang kamu tulis akan gugur. Sebagus apapun itu puisi yang kamu tulis.