Kamu seorang pengusaha, atau seseorang yang memiliki keinginan untuk terjun ke dunia usaha? Jika iya, pemahaman tentang cara menghitung modal dan keuntungan sangat penting untuk kamu miliki.
Bukan tanpa alasan, seorang pebisnis tentu akan berhadapan dengan modal untuk bisa menjalankan bisnisnya. Serta, keuntungan sebagai salah satu tujuan yang ingin dicapai dari bisnis tersebut.
Cara Menghitung Modal dan Keuntungan yang Perlu Pebisnis Pahami
Tanpa modal, mustahil kamu bisa menjalankan sebuah bisnis. Demikian pula dengan keuntungan, jika sebuah bisnis tidak berbuah keuntungan maka keberlangsungannya bisa jadi tidak akan bertahan lama.
Untuk apa menjalankan bisnis jika tidak memperoleh untung atau bahkan malah rugi? Nah, untuk menghindari hal tersebut, cara menghitung modal dan keuntungan ini penting untuk kamu ketahui. Berikut penjelasan selengkapnya!
Apa Itu Modal?
Sebelum mempelajari cara menghitung modal dan keuntungan, memahami apa itu modal juga sangat penting jika kamu seorang pebisnis atau hendak menekuni dunia bisnis.
Secara umum, modal merupakan segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat atau nilai kepada pemiliknya. Modal tersebut bisa bersumber dari pinjaman, operasi bisnis, hingga pembiayaan ekuitas.
Sementara itu menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), modal adalah sejumlah dana yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha sebuah perusahaan yang umumnya diperoleh dengan cara menerbitkan saham atau capital.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri mendefinisikan modal merupakan dana yang bisa digunakan sebagai induk/pokok untuk berbisnis, melepas uang, dan sebagainya.
Modal tersebut bisa berupa harta benda seperti uang, dana, barang, dan lain sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kekayaan atau keuntungan.
Jenis-Jenis Modal
Sebelum mempelajari cara menghitung modal dan keuntungan, jenis-jenis modal juga perlu kamu ketahui. Terdapat dua jenis modal, yakni modal awal dan modal akhir. Berikut penjelasan lebih detailnya:
Modal awal
Modal awal merupakan keseluruhan dana, uang, dan barang yang bisa digunakan untuk mulai menjalankan sebuah bisnis atau proses proses produksi hingga bisa berkelanjutan.
Modal awal merupakan gabungan dari modal investasi, modal kerja, dan modal operasional. Apa itu modal investasi, modal kerja, dan modal operasional? Berikut ini penjelasannya:
1. Modal investasi
Modal investasi adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membeli alat utama produksi. Yang mana, modal investasi ini biasanya hanya dikeluarkan satu kali sebelum proses produksi dijalankan.
2. Modal kerja
Modal kerja merupakan keseluruhan biaya yang diperlukan untuk membeli bahan baku produksi, bahan mentah, atau bahan lainnya untuk kelancaran bisnis.
3. Modal operasional
Modal operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama periode waktu tertentu (biasanya satu bulan sekali) dan bersifat berulang agar bisnis tetap berjalan.
Modal akhir
Modal akhir merupakan jenis modal yang pada umumnya dihitung di akhir masa produksi. Yang mana, modal akhir ini bisa bertambah, bisa juga berkurang dari modal awal.
Cara menghitung modal akhir ini tergantung dengan kondisi perusahaan apakah mengalami keuntungan, ataukah kerugian dari bisnis yang dijalankannya.
- Jika perusahaan untung: Modal akhir = modal awal + laba untung
- Jika perusahaan rugi: Modal akhir = modal awal – laba rugi
Mengapa Penting untuk Mengetahui Cara Menghitung Modal dan Keuntungan?
Memahami cara menghitung modal dan keuntungan sangat penting bagi seorang pebisnis atau pengusaha. Mengapa demikian? Berikut ini alasan-alasannya:
- Membantu menghitung estimasi modal yang diperlukan untuk menjalankan sebuah usaha
- Membantu mengelola sumber daya produksi secara efektif
- Menghindari kerugian dan memperoleh keuntungan secara optimal
- Membantu memutuskan kebijakan dalam bisnis
- Sebagai pertimbangan untuk merencanakan strategi pemasaran
- Menganalisis kinerja bisnis
- Mengurangi risiko atau permasalahan keuangan
- Membantu perputaran bisnis
Dari alasan-alasan tersebut, menunjukkan bahwa mengetahui cara menghitung modal dan keuntungan sangat penting dimiliki oleh seorang pebisnis demi keberlanjutan bisnisnya.
Cara Menghitung Modal
Nah, berikut ini cara menghitung modal yang perlu diketahui jika kamu seorang pebisnis, atau ingin menjadi pebisnis:
1. Modal pengadaan barang aset (modal investasi)
Pertama ialah untuk menghitung modal pengadaan barang aset atau modal investasi. Modal ini digunakan untuk membeli peralatan yang dipakai dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini rumus untuk menghitungnya:
Modal investasi = harga produk + harga produk
2. Modal operasional bulanan (biaya SDM + akomodasi)
Berikutnya, yaitu modal operasional bulanan, yang mana di dalamnya termasuk biaya SDM dan akomodasi. Modal ini digunakan untuk membayar biaya produksi dalam sebuah bisnis. Berikut ini rumusnya:
Modal operasional = total biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu periode produksi
3. Modal barang dagangan (modal kerja)
Modal barang dagangan atau modal kerja digunakan dalam pembelian barang pokok untuk diolah menjadi produk bisnis sehingga siap untuk dipasarkan. Cara menghitungnya, antara lain:
Modal kerja = (harga produk + harga produk) × jumlah produksi
4. Modal awal
Modal awal merupakan gabungan dari modal investasi, modal kerja, dan modal operasional. Berikut penjelasan selengkapnya untuk cara menghitung modal awal yang bisa dilakukan dengan beberapa rumus:
- Modal awal = modal akhir – (prive + laba)
- Modal awal = modal akhir – (pendapatan+ pajak + beban + prive)
- Modal awal – capital expenses + operasional expenses
Berikut ini keterangan untuk masing-masing komponen modal awal di atas:
- Prive: Sejumlah dana yang diambil oleh seorang pengusaha untuk keperluan bisnisnya
- Beban: Pengeluaran yang dikeluarkan pebisnis dalam menjalankan bisnisnya
- Capital expenses: Biaya pembelian barang yang digunakan untuk keperluan jangka panjang
- Operasional expenses: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang yang perlu diperbarui dalam jangka waktu tertentu.
5. Modal akhir
Modal akhir merupakan sejumlah dana yang dimiliki oleh perusahaan setelah dikurangi biaya produksi, kerugian, prive, dan berbagai pengurangan lainnya. Berikut ini cara menghitung modal akhir:
Modal akhir = modal awal + (laba untung/rugi -prive)
Apa Itu Laba/Keuntungan?
Keuntungan disebut juga dengan istilah profit atau laba. Keuntungan merupakan jumlah pendapatan dikurangi semua biaya atau pengeluaran, termasuk beban pajak.
Keuntungan ini menjadi acuan untuk mengetahui apakah sebuah bisnis menguntungkan atau tidak. Dengan adanya keuntungan menunjukkan bahwa tujuan bisnis telah tercapai dan bisa dilanjutkan.
Jenis-Jenis Keuntungan/Laba
Ada dua jenis keuntungan atau laba yang perlu kamu ketahui, di antaranya yaitu:
1. Laba kotor
Labar kotor merupakan jenis laba yang diperoleh dari selisih harga pokok penjualan dikurangi penjualan bersih. Yang mana, belum termasuk dikurangi jumlah beban operasional perusahaan dalam satu periode waktu tertentu.
2. Laba bersih
Labar bersih merupakan jenis laba yang diperoleh dari total biaya dikurangi biaya diluar harga pokok penjualan. Artinya, laba bersih didapatkan ketika semua biaya sudah dibayarkan.
Cara Menghitung Keuntungan
Berikut ini beberapa cara atau rumus yang bisa kamu coba untuk menghitung besarnya keuntungan dari sebuah usaha:
- Laba kotor: penjualan bersih – harga pokok penjualan (HPP)
- Laba bersih: laba kotor – beban usaha (biaya operasional + biaya non operasional)
- Penjualan bersih: penjualan – potongan penjualan – retur penjualan)
- Harga pokok penjualan: persediaan awal – pembelian bersih – persediaan akhir.
Contoh Cara Menghitung Modal Akhir
Untuk memperdalam pemahamanmu mengenai modal, berikut ini kami sajikan contoh cara menghitung modal:
Sebuah perusahaan memiliki modal awal sebesar Rp45.000.000 dengan laba yang diperoleh yaitu sebesar Rp17.000.000, dan prive Rp5.000.000. Berdasarkan hal tersebut, berapakah modal akhir yang dimiliki oleh perusahaan?
Jawaban :
Modal akhir = modal awal + laba – prive
= Rp45.000.000 + Rp17.000.000 – Rp5.000.000
= Rp57.000.000
Jadi, modal akhir yang dimiliki perusahaan tersebut adalah Rp57.000.000.
Contoh Cara Menghitung Keuntungan
Sebuah bisnis memiliki jumlah penjualan sebesar Rp20.000.000, dengan biaya produksi yang dikeluarkannya sebesar Rp4.000.000, dan biaya operasional Rp3.000.000. Kemudian, bunga pinjaman Rp1.300.000 dan biaya pembayaran pajak sebesar Rp900.000. Berapakah laba bersih yang diperoleh perusahaan?
Jawaban:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha (biaya non operasional dan operasional) – pajak
= (total penjualan – harga pokok penjualan) – (biaya non operasional + operasional) – pajak
= (Rp20.000.000 – Rp4.000.000) – (Rp1.300.000 + Rp3.000.000) – Rp900.000
= Rp16.000.000 – Rp4.300.000 – Rp900.000
= Rp10.800.000
Jadi, laba atau keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp10.800.000.
Nah, demikianlah cara menghitung modal dan keuntungan. Jika kamu seorang pebisnis atau pengusaha, atau seseorang yang tertarik terjun ke dunia bisnis, hal-hal di atas tentunya sangat penting untuk kamu pahami agar bisa mencapai tujuan bisnis, yakni memperoleh keuntungan.