6 Cara Efektif Mengatasi Kebiasaan Menunda dalam Menulis

6 Cara Efektif Mengatasi Kebiasaan Menunda dalam Menulis

Pernahkah kamu merasa enggan merampungkan tulisan yang seharusnya kamu lakukan tepat waktu? Kalau pernah, berarti kamu harus mengetahui cara mengatasi kebiasaan menunda dalam menulis melalui artikel ini!

Hampir setiap orang pernah mengalami kebiasaan menunda dalam berbagai hal, entah dalam urusan pekerjaan atau aktivitas pribadi.

Kebiasaan menunda yang tidak memakan waktu lama memang tidak terlalu jadi masalah, kendati kebiasaan demikian tidak sepatutnya dilakukan. Namun, ada kalanya seseorang telanjur nyaman terjebak dalam kebiasaan tersebut hingga memengaruhi kegiatan lain.

Kebiasaan menunda juga tidak bisa lepas dari seorang penulis, baik pemula hingga profesional. Kebiasaan menunda dalam menulis yang cenderung buruk ini terjadi karena beragam hal, di mana letak masalahnya ada pada sisi internal. Meski kebiasaan menunda membuat seseorang terlena, bukan berarti hal itu tidak dapat diatasi.

5 Cara Efektif Mengatasi Kebiasaan Menunda dalam Menulis

Seseorang yang terjebak dalam zona nyaman kebiasaan ini kerap berlindung dengan kata “Nanti”, “Sebentar lagi”, hingga “Santai aja dulu”. Memang bukan hal besar dan cenderung sepele, tapi jika dilakukan terus menerus dampaknya akan terasa di kemudian hari.

Sebelum mengetahui cara efektif mengatasi kebiasaan ini, alangkah lebih baik jika kamu mendalami serba-serbi kebiasaan menunda dalam menulis lebih dulu.

Selayang Pandang Kebiasaan Menunda dalam Menulis

Dalam dunia psikologi, menunda-nunda disebut juga dengan prokrastinasi. Mendahulukan pekerjaan yang tidak penting memang memberikan kelegaan. Entah keinginan yang tiba-tiba ingin membersihkan kipas angin, hingga keinginan untuk menuntaskan satu episode drama.

Banyak penulis yang merasakan hal ini. Kebanyakan beranggapan bahwa menulis mendekati tenggat dirasa lebih menantang dan mengalirkan lebih banyak ide. Terlepas efisien atau tidaknya pernyataan tersebut, nyatanya kebiasaan menunda dalam menulis mendatangkan perasaan cemas di akhir.

Beruntung jika seorang penulis tidak dihadapkan dengan masalah eksternal yang berarti. Namun, jika kebiasaan menunda ini terbentur dengan aktivitas lain yang datang secara tiba-tba, bisa dipastikan ia akan merasa kewalahan.

Tanpa disadari, hal ini berdampak pada hasil tulisan. Bukan hanya itu, berbagai peluang lain yang mungkin memberi keuntungan harus raib di tangan orang lain yang lebih on time.

Kenapa Seseorang Mengalami Kebiasaan Menunda dalam Menulis?

Kebiasaan menunda dalam menulis salah satunya dipicu oleh masalah psikologis. Mereka cenderung bersikap perfeksionis sehingga waktu untuk berpikir dan menimbang-nimbang hal yang tidak perlu memakan waktu lebih lama daripada mengeksekusi karya. Adapun faktor lainnya yaitu:

Niat yang kurang kuat

Dalam mengerjakan sebuah tulisan, seseorang pasti memerlukan niat yang kuat untuk  merampungkannya. Menulis dengan niat yang setengah-setengah menjadi faktor mengapa tulisan tak kunjung selesai.

Lingkungan tidak mendukung

Selain faktor internal, menunda dalam menulis juga terjadi karena faktor suasana. Sirkulasi udara dan ramai atau tidaknya lingkungan di sekitar tempat untuk menulis bisa memengaruhi suasana hati seseorang.

Lingkungan yang tidak mendukung mendorong kebiasaan menunda dalam menulis semakin besar. Hal ini juga akan memicu perasaan cepat bosan dan berakhir dengan berselancar di sosial media selama berjam-jam sebagai pengalihan.

Dihadapkan dengan prioritas lain

Bagi seorang penulis yang memiliki jadwal padat hampir setiap hari, ada kalanya merasa bingung mendahulukan aktivitas yang lebih penting. Memiliki pekerjaan lain atau tugas kuliah yang menumpuk dapat menjadi alasan mengapa seseorang menunda kegiatan menulis yang sebenarnya juga tidak kalah penting.

Ide yang keluar tidak memuaskan

Kembali pada pernyataan awal bahwa seseorang yang perfeksionis cenderung lebih banyak menimbang dari pada mengambil tindakan. Seringkali seorang penulis merasa tulisannya hari ini tidak sebagus tulisan pada hari sebelumnya. Hal ini memicu rasa enggan untuk menulis kembali hingga ia dihadapkan dengan tenggat yang menyiksa.

Terlalu sering berselancar di media sosial

Media sosial menjadi salah satu alibi seseorang menyukai kebiasaan berlama-lama di hadapan smartphone. Terlalu banyaknya konten yang menarik membuat seseorang bisa sampai kecanduan.

Sebagai penulis, kita kerap dihadapkan dengan keadaan setengah sadar dalam berselancar di media sosial. Waktu yang kita rasa hanya sebentar, tanpa diduga-duga memakan waktu puluhan menit.

Cara Mengatasi Kebiasaan Menunda dalam Menulis

Setelah mengetahui beberapa faktor penyebabnya, kali ini kamu sudah dapat mengatasi kebiasaan menunda dalam menulis dengan beberapa cara berikut.

Buat outline beberapa hari sebelum menulis

Membuat outline sangat direkomendasikan untuk kamu yang mengalami masalah prokrastinasi ini. Outline berisi garis besar tulisan yang akan kamu kembangkan. Dengan adanya outline,  kamu tidak perlu merasa bingung dan khawatir akan kehilangan ide.

Outline yang baik dan tersusun apik akan memudahkan kamu untuk menulis dalam kurun waktu yang ditetapkan. Selain itu, kamu juga dengan mudah menemukan materi pendukung untuk menguraikan tulisanmu lebih rinci.

Beri kenyamanan pada diri

Ide brilian didukung oleh suasana dari lingkungan tempatmu menulis. Baik menulis di dalam rumah maupun di tempat lain, kamu perlu menulis dengan nyaman agar menghasilkan karya yang sesuai dengan ekspektasimu.

Hidupkan suasana yang nyaman sesuai versimu. Perasaan nyaman akan membuatmu lebih bersemangat dalam merampungkan tulisan sehingga kegiatan menunda-nunda tidak akan membuatmu terganggu.

Matikan smarphone

Smartphone adalah godaan terbesar bagi siapa pun, terutama penulis. Smartphone memang dapat memberi banyak inspirasi dalam menulis, namun juga banyak memberi dampak buruk bagi yang sudah kecanduan.

Jika kamu tidak ingin mematikan smartphone-mu, kamu cukup mengaktifkan mode pesawat agar notifikasi tidak bermunculan sehingga kamu tidak terdistraksi dan tidak terdorong untuk mengeceknya.

Tulis semua yang kamu pikirkan

Sebagian penulis ada yang menerapkan menulis sembari mengedit. Beberapa orang beranggapan bahwa seraya mengedit tulisan maka waktu dalam mengeksekusi karya semakin singkat. Sebetulnya, hal ini kurang efisien karena akan memberi banyak jeda karena terlalu lama memikirkan hasil tulisan yang sempurna.

Kamu hanya perlu menuliskan semua kata yang mengalir dalam pikiranmu terlebih dulu. Jangan hiraukan apakah tulisanmu banyak mengandung kalimat tak efektif dan kata-kata rancu. Setelah mencapai jumlah kata yang diinginkan, kamu dapat melakukan editing dan baca berulang-ulang untuk menemukan susunan kalimat yang pas.

Beri jeda dalam kegiatan menulismu

Kamu dapat menerapkan metode dua puluh menit menulis, lima menit rehat. Kamu dapat mengalihkan pandanganmu pada bagian lain di ruanganmu yang dirasa memberi rasa nyaman, seperti tetumbuhan atau pigura.

Hal ini dapat membantumu dalam merelaksasi mata dan pikiran. Pikiran yang rileks akan menghasilkan kualitas tulisan yang baik. Selain itu, dengan menerawang sejenak, ide-ide brilian akan bermunculan dengan sendirinya. Dengan jeda, kegiatan menulismu tidak akan terganggu oleh rasa bosan dan writer’s block.

Cicil tulisan

Tidak ada salahnya jika kamu menulis dalam beberapa hari. Mengumpulkan sedikit demi sedikit kalimat lebih baik daripada menulis sekali duduk dengan perasaan cemas dikejar waktu. Dengan mencicil tulisan, kamu dapat merampungkan pekerjaan lainnya dengan lebih tenang.

Itulah enam cara mengatasi kebiasaan menunda dalam menulis. Setelah kamu membaca artikel ini, semoga kamu bisa menerapkan cara-cara tersebut untuk membantumu terlepas dari dampak buruknya, mendorong kamu menjadi sosok yang disiplin, dan membuat kamu lebih produktif.