5 Persiapan sebelum Menulis Novel untuk Pertama Kalinya yang Perlu Kamu Lakukan

5 Persiapan sebelum Menulis Novel untuk Pertama Kalinya yang Perlu Kamu Lakukan

Segala sesuatu itu memerlukan persiapan, bahkan membuat mie instan pun kamu harus menyiapkan air, mangkuk, dan menyalakan kompornya terlebih dahulu. Begitu pula dengan menulis novel, agar prosesnya menjadi lancar maka ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan.

5 Persiapan sebelum Menulis Novel untuk Pertama Kalinya yang Perlu Kamu Lakukan

Apalagi jika kamu adalah penulis pemula yang akan membuat novel untuk pertama kalinya. Lalu apa saja sih persiapan sebelum menulis novel yang perlu kamu lakukan untuk pertama kalinya? Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini!

1. Tentukan di Mana Kamu ingin Menerbitkannya

Persiapan sebelum menulis novel yang pertama adalah menentukan tempat atau platform mana yang hendak kamu gunakan. Sebab, proses ini akan berpengaruh pula terhadap proses berikutnya.

Sebagai contoh, jika kamu menulis di Wattpad maka selain cerita di bab pertama kamu pun juga harus sudah menyiapkan cover-nya juga. Lalu kalau kamu hendak menerbitkan ke penerbit mayor, tentu kamu tidak perlu repot-repot mempersiapkan desain covernya. Nah, lain lagi halnya kalau kamu menerbitkan secara self publishing.

Bila secara self publishing kamu harus mempersiapkan sendiri desain cover, tetapi tidak perlu menyiapkannya di awal. Itu adalah salah contoh mengapa penting untuk kamu menentukan platform atau penerbit tempatmu menerbitkan novel.

2. Lakukan Brainstorming Ide

Setelah menentukan di mana kamu akan menerbitkan novelmu, persiapan sebelum menulis novel berikutnya adalah brainstorming ide. Proses ini bisa dibilang proses yang kompleks.

Bukan sekedar mendapatkan ide saja, dalam proses ini kamu perlu mematangkan gagasan atau mengembangkan ide yang ingin kamu jadikan menjadi novel. Ide bisa kamu peroleh dari mana saja saat inspirasi datang maupun melalui proses pemikiran.

Nah, ide yang telah ada itu perlu digodok lagi melalui proses brainstorming ide ini. Misalnya adalah terkait dengan:

Menentukan dunia yang ingin kamu ciptakan

Menentukan di mana dunia fiksi yang akan kamu bangun itu sangat penting. Tidak hanya penting bagi pembaca agar betah menikmati cerita yang kamu sajikan. Namun, dunia ini juga tempatmu sebagai penulis untuk terlibat menulis cerita sampai akhir dalam kurun waktu yang tidak sedikit.

Melansir Master Class, kamu perlu memilih setting dunia fiksi yang membuat kamu betah terlibat di dalamnya (proses menulis tentunya). Lalu kamu pun bisa menggunakan lebih dari satu setting, tetapi jangan meremehkan nilai kesederhanaan dalam bercerita. Jangan pula membebani novel yang kamu tulis dengan perubahan lokasi secara berlebihan.

Tentukan ide cerita di dunia fiksi yang ingin kamu ciptakan

Novel adalah sebuah karya sastra yang tidak sekadar serangkaian setting dan periode waktu. Di dalam dunia tersebut juga harus ada sebuah cerita yang tetap menarik dari awal, tengah, dan akhir.

Pastikan untuk memilih ide cerita yang menarik dan layak untuk diceritakan dalam bentuk novel. Nah, apabila dirasa cerita tersebut akan sangat membosankan dalam bentuk beberapa ratus halaman, maka kamu bisa mempertimbangkannya untuk menjadi cerpen.

Nah, dalam proses menentukan ide cerita ini secara tidak langsung (perlu kamu tentukan juga) kamu juga akan menentukan tema dan genre yang sesuai dengan ide cerita yang kamu ambil. Lalu, ide cerita tersebut pun tidak hanya satu buah, nah nantinya kamu akan menyeleksi mana yang cocok untuk masuk dijadikan cerita novel.

3. Tentukan Siapa Saja Tokohnya

Setelah dunia fiksi dan ide ceritanya telah kamu rancang, sekarang menentukan siapa saja tokoh yang terlibat. Kamu perlu menentukan siapa saja tokoh kunci dalam cerita novel yang kamu tulis tersebut.

Yakni siapa tokoh protagonis, antagonis, deuteragonist, dan lain sebagainya. Pastikan bahwa tokoh protagonismu memiliki tujuan atau motivasi yang jelas. Pastikan juga protagonismu menjadi sosok yang layak untuk diceritakan, dan jangan membuatnya begitu sempurna. Untuk lebig detailnya terkait bagaimana menciptakan tokoh protagonis silakan klik di sini.

Lalu buatkanlah setiap masing-masing tokoh yang terlibat tersebut sebuah biodata. Tujuannya agar kamu semakin memahami karakter tokoh novel yang kamu tulis tersebut. Misalnya terkait dengan:

  • Nama
  • Umur
  • Pekerjaan
  • Ciri khas
  • Karakter atau sifat
  • Warna rambut
  • Latar belakang kehidupan atau keluarga
  • Dan lain sebagainya

4. Tentukan Ending Ceritanya

Ending cerita adalah bagian krusial dari sebuah cerita. Melalui ending ceritalah, pembaca akan mengingat atau pun melupakan novelmu. Melalui ending pula pembaca akan merasa puas atau tidak dengan segala hal yang terjadi di awal dan tengah cerita novel yang kamu tulis.

Sementara itu dari sisi kamu sebagai penulis, menentukan ending cerita dapat membantu kamu membangun sebuah cerita dan serangkaian karakter yang semuanya mengarah ke ending cerita tersebut. Yakni tentang bagaimana kamu meramu cerita tersebut agar mencapai ending yang telah kamu rencanakan dengan sempurna.

5. Membagi Cerita menjadi Beberapa Babak

Membagi cerita ke dalam beberapa babak akan membantu kamu dalam proses menulis novel. Terutama jika kamu adalah penulis panster.

Pada umumnya struktur cerita itu terdiri dari tiga babak, dengan setiap babak berakhir pada momen penting dalam keseluruhan plot. Nah, kamu pun masih bisa memecah babak-babak tersebut ke dalam sebuah outline, guna mempermudah kamu dalam menulis novel.

Nah, itulah persiapan sebelum menulis novel untuk pertama kalinya yang perlu kamu lakukan. Pastikan setelah semua itu telah terkumpul segeralah untuk mencari bahan yang diperlukan semisal melalui riset.

Seiring dengan proses riset yang berjalan kamu pun perlu untuk segera menuliskan novelmu. Jadi, saya sangat melarang kamu berlama-lama melakukan proses riset, tetapi tidak segera mengeksekusinya menjadi sebuah tulisan berupa novel!

Jangan takut akan hasil yang buruk, sebab hasil yang buruk itu lebih baik daripada layar laptop masih putih tanpa teks cerita sedikit pun. Hasil yang buruk bisa untuk kamu perbaiki, sedangkan bila tidak ada draft tulisan bagaimana mungkin novelmu akan selesai dan bisa untuk diterbitkan? Benar, bukan?