4 Rekomendasi Cerpen Karya Penulis Indonesia

4 Rekomendasi Cerpen Karya Penulis Indonesia
Membaca adalah salah satu kegiatan yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana hiburan. Banyak sekali jenis bacaan dengan berbagai tema yang siap kamu nikmati seperti novel, puisi atau cerpen. Aksesnya pun sekarang semakin mudah, tersedia beragam aplikasi untuk membaca yang siap diunduh di ponsel kamu. Selain itu, pembelian buku secara fisik juga bisa dilakukan secara online.

Rekomendasi Cerpen Karya Penulis Indonesia

Ada kalanya karena sibuk beraktivitas kita jadi tidak mempunyai waktu untuk membaca sampai selesai sebuah novel. Padahal kita sangat ingin tahu kelanjutan ceritanya. Nah, buat kamu yang suka membaca tetapi memiliki keterbatasan waktu, berikut ini ada rekomendasi cerpen karya penulis Indonesia yang bisa kamu baca sekali duduk. Simak ya!

1. Sepotong Senja untuk Pacarku Karya Seno Gumira Ajidarma

Rekomendasi cerpen yang pertama berjudul Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma. Karya ini terdapat 13 komposisi cerpen yang disajikan dengan gaya bahasa unik khas Seno. Kumpulan cerpen ini berisikan kisah-kisah renungan tentang kehidupan.

Sepotong Senja untuk Pacarku ini secara keseluruhan bercerita tentang sepasang kekasih yang saling merindukan tetapi mustahil untuk bertemui. Laki-laki bernama Sukab sangat merindukan pacarnya yang bernama Alina.

Ketika Sukab melihat senja yang indah, ia ingin memperlihatkan Alina senja itu. Kemudian ia memotongnya dan mengirimnya. Sepotong senja itu baru sampai kepada Alina setelah sepuluh tahun kemudian.

Hal yang menarik dalam kumpulan cerpen ini adalah bagaimana Seno menyajikan kata ‘senja’ dan membuat pembaca menginterpretasikan artinya sendiri. Cerita ini pernah diperankan dalam pertunjukan pembacaan cerpen oleh Abimana Aryasatya sebagai Sukab dan Dian Sastrowardoyo sebagai Alina.

2. Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis

Kumpulan cerpen karya A.A Navis ini berisi 10 cerpen yang bertemakan sosio-religi dan diterbitkan pada tahun 1956. Setiap cerpennya menampilkan Indonesia di zamannya dengan beragam kegetiran. Kata-kata satir yang menggambarkan kekolotan pemikiran menjadi ciri khas ceritanya.

Robohnya Surai Kami menceritakan seorang kakek yang dengan keikhlasan hatinya menjadi penjaga surau tua yang nyaris ambruk. Dikisahkan, sang kakek adalah orang yang sangat taat beribadah tetapi, ia tidak pernah mengingat anggota keluarganya yang lain.

Namun, kakek ini memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri setelah disindir oleh seorang pembual bernama Ajo Sidi. Ajo Sidi menceritakan sebuah kisah tentang Haji Saleh yang hidupnya tidak diridhoi Allah karena hanya beribadah tetapi, tidak mempedulikan sesame manusia.

3. Seribu Kunang-kunang di Manhattan Karya Umar Kayam

Seribu Kunang-kunang di Manhattan diterbitkan pada tahun 1972. Terdapat enam cerpen yang seluruhnya berlatar belakang Amerika. Umar Kayam menulis ketika sedang tinggal di Manhattan dan mengamati bagaimana kehidupan bermasyarakan di sana.

Seribu Kunang-kunang di Manhattan menghadirkan dialog sepasang insan yang merepresentasikan bagaimana budaya timur dan budaya barat melalui dua tokoh yaitu Marno dan Jane. Obrolan keduanya terlihat seperti obrolan untuk mengisi kekosongan saja, tetapi obrolan ini berisikan dua sudut pandang manusia dewasa dengan kerumitan problematikanya di kehidupan kota metropolis.

Hal menarik pada cerpen ini adalah Umar Kayam menyajikan dialog dengan lugas dan mudah dimengerti. Umar Kayam juga mengarahkan pembacanya untuk mengartikan setiap makna dan akhir ceritanya.

4. 9 dari Nadira Karya Leila S. Chudori

Buku karya Leila S. Chudori ini memiliki 9 cerita yang bertemakan kehilangan. Karya dengan tokoh sentral bernama Nadira Suwandi ini terbit pada tahun 2009. Dikisahkan, Nadira Suwandi yang terpaksa harus menerima kenyataan bahwa ibunya meninggal bunuh diri dengan meminum obat tidur. Ibunya, Kemala, adalah sosok yang ekspresif.

Meninggalnya Kemala mempengaruhi seluruh aspek kehidupan Nadira sebagai seorang anak, wartawan, kekasih, dan seorang istri. Dari 9 bagian cerita ini masing-masing ceritanya menggambarkan kehidupan Nadira dan disajikan dalam alur maju-mundur dan narasi yang unik. Dalam cerita ini terdapat konflik psikologis, isu-isu feminisme, dan politik.

Itu tadi beberapa rekomendasi cerpen karya penulis Indonesia yang bisa kamu baca di waktu luang. Halo Penulis saat ini mengundang kamu nulis menulis bersama dengan tema “Rapuh”, untuk informasi selengkapnya kamu bisa membaca di sini.

Tinggalkan Komentar