Lomba menulis buku cerita bergambar merupakan salah satu jenis lomba yang cukup menarik dan juga menantang. Biasanya jenis lomba ini isi atau cerita yang diangkat di dalamnya diperuntukkan untuk anak-anak usia dini sekitar 1-8 tahunan yang mana memang ilustrasi atau gambar di dalam sebuah buku sangat cocok untuk usia tersebut. Jenis lomba ini biasanya diadakan oleh instansi pemerintahan sebagai contohnya yaitu Direktorat Jenderal Pajak.
Yang mana jenis lomba menulis buku bergambar ini telah rutin diadakan Direktorat Jenderal Pajak sebagai salah satu agenda dalam memperingati Hari Pajak. Lomba cipta buku cerita bergambar yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak ini biasanya di setiap tahunnya mengalami beberapa perubahan.
4 Tips Membuat Cerita untuk Lomba Menulis Buku Cerita Bergambar untuk Buku Anak Usia Dini
Sebagai contohnya di tahun 2024 ini lombanya tidak hanya menciptakan buku cerita bergambar, melainkan dengan suara atau audionya juga. Nah, pada tahun 2023 file lomba dikumpulkan dalam bentuk PDF, sedangkan di tahun 2024 ini dikirim dalam bentuk flipbook agar bisa menampilkan gambar dan juga suara.
Akan tetapi perlu kamu pahami bahwa apapun bentuk file yang dikirimkan di lomba menulis buku cerita bergambar, salah satu hal penting yang tidak boleh dilupakan ialah cerita yang diangkat. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa tips dalam membuat cerita untuk lomba menulis buku cerita bergambar yang bisa kamu terapkan terutama untuk buku yang khusus diperuntukkan untuk anak usia dini, yaitu:
1. Pahami Karakteristik Target Audience
Range usia anak-anak 1-8 tentu bisa dibagi menjadi beberapa kelompok usia, yang mana mereka pasti memiliki kriteria atau karakteristik yang berbeda. Nah, biasanya rentan usia 1-8 tahun ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu range usia 1-5 tahun dan 6-8 tahunan. Dalam membuat cerita untuk setiap rentang usia tersebut tentunya akan terdapat perbedaan.
Dari segi materi, jika target audience-nya untuk rentang usia 6-8 tahun tentu bisa kamu buat lebih berat daripada untuk anak yang usia 1-5 tahun. Gaya bahasa yang kamu pilih tentu akan berbeda pula untuk setiap kelompok usia di atas.
Selain pemilihan gaya bahasa, kompleksitas cerita, nilai-nilai edukasi untuk target pembaca usia 6-8 tahun juga harus kamu bedakan dengan mereka yang berusia 1-5 tahun. Pada intinya, semakin rendah usia yang kamu jadikan target audience, maka semakin sederhana konsep materi ceritanya.
2. Buatlah Alur Cerita yang Menarik tapi Tidak Rumit
Alur cerita untuk anak tentu akan sangat berbeda dengan sebuah cerita khusus untuk pembaca remaja maupun dewasa. Umumnya seorang anak itu masih berpikir sederhana alias tidak rumit. Oleh karena itu, pastikan alur cerita yang kamu buat tersebut tidak rumit, dan pastikan juga mudah dicerna oleh otak anak.
Alur cerita yang menarik dan sederhana selain bisa memudahkan seorang anak untuk memahami isi cerita, juga untuk memudahkan kamu atau tim-mu dalam membuat ilustrasi guna mengikuti lomba menulis buku cerita bergambar ini. Jika alur cerita terlalu kompleks dan kurang menarik tentu saja diperlukan effort yang besar dalam menggambar ilustrasi bukunya.
3. Kembangkan Karakter yang Unik dan Menarik
Tokoh atau karakter dalam cerita itu sangatlah penting, tidak terkecuali cerita di buku cerita bergambar. Ilustrasi dalam buku bergambar memang mampu menggambarkan sosok tokoh menjadi hidup, tapi kepiawaian kamu dalam menyusun cerita guna menghasilkan karakter tokoh yang unik dan menarik juga tetap diperlukan lho.
Apalah gunanya ilustrasi yang menarik jika karakter tokohnya dalam cerita lemah, benar bukan? Bukankah hanya akan seperti melihat manekin yang tidak bernyawa? Padahal kekuatan sebuah cerita dalam buku cerita bergambar juga sebuah keharusan.
Maka dari itu pastikan kamu membuat karakter tokoh tersebut memiliki backstory, kepribadian, dan motivasi yang jelas dan kuat. Pastikan juga bahwa karakter tokoh tersebut merupakan karakter atau sifat yang mudah dikenali atau dipahami oleh anak-anak. Baik itu mudah disukai maupun mudah dibenci oleh anak-anak.
Jadi … kepribadian tokohnya tersebut jelas alias tidak abu-abu, sehingga seorang anak bisa dengan mudah memahaminya. Lebih lanjut lagi target pembaca yaitu anak-anak menjadi lebih mudah mengimajinasikan cerita yang kamu tulis tersebut.
4. Gunakan Dialog dengan Bijak untuk Lomba Menulis Buku Cerita Bergambar
Dialog atau percakapan dalam buku cerita bergambar merupakan bagian penting dalam cerita yang tidak boleh disepelekan. Kekuatan cerita bergambar tentu saja berasal dari dialog-dialog yang dilakukan oleh setiap tokohnya. Yang mana dialog tersebut tetap dibantu oleh narasi cerita.
Dialog juga bisa digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan atau edukasi untuk pembacanya. Nah, pastikan untuk membuat dialog terkait edukasi yang tidak terkesan menggurui, ya! Sebab, jika terlalu menggurui maka ketika dibaca jadi kurang menarik dan juga anak-anak akan kurang menyukai.
Lebih baik jika edukasi atau pesan tersebut disampaikan dengan cara yang halus melalui dialog-dialog yang terjadi di dalam cerita. Jadi, biarkan pembaca mengambil hikmah atau edukasi dari cerita secara alami tanpa dipaksakan dan juga terkesan menggurui.
Nah, itulah beberapa tips membuat cerita untuk lomba menulis buku cerita bergambar yang bisa kamu terapkan. Selain tips di atas, untuk menyempurnakan cerita untuk lomba cipta buku cerita bergambar kamu juga bisa meminta bantuan orang lain untuk menilai cerita yang kamu tulis sehingga cerita yang kamu ciptakan menjadi lebih sempurna.