Apakah kamu seorang mahasiswa akhir yang sedang merencanakan penelitian untuk skripsimu? Jika iya, perlu kamu ketahui bahwa salah satu hal penting yang perlu kamu persiapkan adalah instrumen penelitian.
Tanpa adanya instrumen penelitian, maka mustahil penelitian bisa dilakukan. Sebab, instrumen penelitian inilah yang akan kamu gunakan untuk mengumpulkan data dari responden. Data-data tersebut nantinya akan diolah dan dianalisis hingga bisa mendapatkan hasil kesimpulan penelitian.
Daftar isi
Toggle8 Jenis Instrumen Penelitian yang Bisa Kamu Gunakan
Nah, sebenarnya apa itu instrumen penelitian? Apa saja jenis instrumen penelitian yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data penelitian? Pada artikel kali ini, kami akan membahasnya lebih lanjut. Yuk, simak sampai akhir!
Artikel yang sesuai:
Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian. Data-data yang terkumpul akan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Instrumen penelitian yang tepat, reliabel, dan valid merupakan aspek penting agar didapatkan data yang akurat. Dengan begitu, hasil kesimpulan penelitian yang diperoleh juga tepat dan mampu mencerminkan keadaan sebenarnya.
Agar memperoleh data yang akurat, tidak hanya dari segi instrumen penelitiannya saja yang harus memiliki nilai realibilitas dan validitas yang tinggi, tetapi juga ketepatan dalam memilih subjek atau responden penelitian.
Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Ahli
Para ahli juga menyampaikan pandangannya masing-masing dalam mendefinisikan apa itu instrumen penelitian. Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian instrumen penelitian:
1. Sugiyono
Menurut Sugiyono, instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur peristiwa alam atau peristiwa sosial sesuai dengan yang ada dalam variabel penelitian.
2. Hamid Darmadi
Hamid Darmadi berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur informasi tertentu.
3. Sanjaya
Pendapat tentang pengertian instrumen penelitian juga datang dari Sanjaya. Dirinya menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang berguna dalam proses pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.
4. Notoatmodjo
Menurut Notoatmodjo, instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data penelitian yang valid.
5. Suharsimi Arikunto
Suharsimi Arikunto juga menyampaikan pandangannya mengenai apa itu instrumen penelitian. Menurutnya, instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mempermudah dalam proses pengumpulan data sehingga diperoleh hasil yang lengkap dan akurat.
6. Suryabrata
Menurut Suryabrata, instrumen penelitian adalah alat perekam keadaan atau aktivitas yang berkaitan dengan atribut-atribut psikologis.
Jenis Instrumen Penelitian
Tidak cukup mengetahui apa itu instrumen penelitian saja, jenis instrumen penelitian juga perlu kamu pahami jika ingin melakukan penelitian. Berikut terdapat delapan jenis instrumen penelitian:
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner atau yang disebut juga angket merupakan alat pengumpulan data dalam bentuk tertulis, baik dalam bentuk digital maupun cetak. Di dalam kuesioner memuat daftar pertanyaan yang disusun secara terstrukstur dan sistematis, serta berkaitan dengan judul penelitian.
Menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner memiliki kelemahan. Yakni, responden tidak bisa bertanya secara langsung kepada peneliti mengenai pertanyaan yang baginya membingungkan.
Hal tersebut dikarenakan peneliti yang biasanya tidak berada di tempat ketika pengisian kuesioner berlangsung. Terlebih lagi jika kuesionernya dalam bentuk digital seperti google form.
Oleh sebab itu, pada umumnya di dalam kuesioner juga memuat tata cara atau panduan dalam mengisi pertanyaan-pertanyaan yang tertera. Yang mana, dalam setiap bagian biasanya memiliki tata cara yang berbeda.
Ini bisa memberikan kemudahan bagi responden yang merasa kebingungan atau belum paham dalam mengisi pertanyaan-pertanyaan tertentu, terlebih lagi jika pertanyaannya cukup panjang.
Responden juga boleh menjawab kuesioner secara anonim jika tidak ingin identitasnya diketahui oleh peneliti maupun publik. Yakni, bisa dengan cara menggunakan inisial namanya saja.
Dalam kuesioner penelitian pun biasanya sudah memuat inform consent atau lembar persetujuan untuk menjadi responden dan persetujuan bahwa peneliti bersedia merahasiakan data-data responden penelitiannya.
Jika ingin menggunakan kuesioner dalam mengambil data penelitian, kamu bisa menggunakan kuesioner yang sudah ada atau membuatnya sendiri.
Kuesioner yang sudah ada merupakan kuesioner baku dan bisa kamu gunakan selagi teorinya sesuai dengan teori yang diangkat dalam penelitianmu. Begitu pula dengan konstruk variabelnya juga harus sama.
Jika ingin membuat pertanyaan sendiri, terdapat beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu pertanyaan tidak terlalu panjang, tidak bertele-tele, dan disusun dengan kalimat efektif atau tidak ambigu agar responden lebih mudah dalam memahaminya.
Pemahaman responden terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner tentu bisa memengaruhi keakuratan jawaban yang mereka berikan. Dengan begitu, hasil penelitian yang didapatkan juga akurat.
Selain memiliki kelemahan, menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian juga memiliki kelebihan. Pengumpulan data berlangsung lebih cepat karena kamu bisa mendapatkan banyak data dalam satu waktu.
2. Wawancara
Jenis instrumen penelitian berikutnya adalah wawancara. Jika menggunakan kuesioner kurang terdapat interaksi antara responden dengan peneliti secara langsung, maka sebaliknya jika kamu menggunakan metode wawancara dalam mengumpulkan data.
Menggunakan instrumen wawancara tentu akan ada interaksi secara lisan dengan narasumber untuk menggali informasi berkaitan dengan tema penelitian yang diangkat.
Wawancara dengan narasumber bisa dilakukan secara langsung atau tatap muka maupun via online melalui video call, panggilan telepon, email, dan lain-lain.
Peralatan dan perlengkapan yang perlu kamu persiapkan untuk mendukung kelancaran wawancara dengan narasumber antara lain pulpen, kertas, laptop, tape recorder, dan lain-lain.
Alat-alat tersebut bisa digunakan untuk mencatat dan merekam jawaban responden sehingga tidak hal-hal penting yang kamu lewatkan. Sekaligus sebagai bukti bahwa kamu benar-benar telah melakukan penelitian tersebut. Ini tentunya bisa meningkatkan kredibilitas penelitianmu.
Menggunakan wawancara sebagai instrumen penelitian memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
Peneliti bisa menggali informasi yang lebih mendalam karena tingkat respon yang tinggi dari narasumber sebab ada interaksi secara langsung di antara keduanya
Data yang didapatkan bisa mewakili keseluruhan populasi dengan baik karena narasumber yang dipilih memiliki pemahaman yang kuat terhadap tema penelitian
Peneliti bisa menjelaskan pertanyaan yang membingungkan bagi responden karena ia berada di tempat
Di samping kelebihannya tersebut, instrumen wawancara juga mempunyai kekurangan. Yakni, jumlah responden sedikit sehingga data yang diperoleh pun sedikit. Ini dikarenakan waktu dan tenaga yang terbatas untuk mewawancarai narasumber.
3. Observasi (pengamatan)
Jenis instrumen penelitian yang selanjutnya ialah observasi atau pengamatan. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian dengan cara mengamati individu atau kelompok yang menjadi subjek penelitian secara langsung. Jenis observasi terbagi menjadi dua, yaitu:
Observasi partisipan
Dalam observasi partisipan, peneliti ikut berpartisipasi dalam kelompok yang diteliti. Ini memungkinkan peneliti mendapatkan data yang akurat, valid, dan tepat waktu. Namun, kemungkinan adanya bias juga bisa terjadi karena ada keterlibatan peneliti di dalam kelompok yang ditelitinya.
Observasi nonpartisipan
Kebalikan dari observasi partisipan, dalam observasi non partisipan, peneliti tidak ikut menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Ini memungkinkan data yang dihasilkan terbebas dari bias. Namun, data yang diperoleh bisa jadi terlambat dan kurang tepat.
Meski demikian, instrumen observasi atau pengamatan menjadi instrumen yang mendukung efisiensi biaya penelitian dan lebih fleksibel. Selain itu, jenis instrumen penelitian ini juga bisa dilakukan secara mandiri dan hasilnya dapat diandalkan.
4. Tes
Jenis instrumen penelitian yang keempat adalah tes. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi dan bakat individu atau kelompok yang menjadi responden penelitian.
Umumnya, instrumen tes bisa berupa daftar pertanyaan yang telah terstandardisasi, tes potensi akademik, kepribadian, minat bakat, dan lain sebagainya.
5. Diskusi Kelompok Terfokus (Fokus Group Discussion/FGD)
Diskusi kelompok terfokus atau FGD merupakan jenis instrumen penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan cara berdiskusi secara berkelompok dalam rangka mengumpulkan banyak data penelitian dalam satu waktu.
Diskusi kelompok terfokus dilakukan sesuai dengan tema penelitian yang diangkat dan dibatasi maksimal hanya berisikan 10 orang saja. Ini bertujuan agar diskusi berlangsung kondusif dan terarah dengan baik.
Sebelum melakukan FGD, kamu perlu menghubungi informan yang menjadi kunci dan mendapatkan persetujuan dari peserta yang ikut berpartisipasi terlebih dahulu. Jangan sampai ada unsur keterpaksaan dari anggota yang ikut serta dalam diskusi, ya.
Kamu juga perlu memastikan orang-orang yang mengikuti FGD telah melalui pemilihan secara cermat dan teliti. Dengan demikian, mereka benar-benar relevan dengan topik penelitian sehingga data yang dihasilkan pun akurat.
6. Dokumentasi atau literatur
Dokumentasi atau literatur merupakan jenis instrumen penelitian atau alat pengumpulan data dari media-media tertulis seperti buku, jurnal, majalah, artikel, berita, koran, dan media tertulis lainnya.
Data-data penelitian yang dikumpulkan melalui media tertulis biasanya berkaitan dengan penelitian hukum, sejarah, atau peraturan yang pernah berlaku di suatu wilayah, sehingga perlu pencarian data dan pendalaman informasi lebih lanjut dengan cara melakukan studi literatur.
7. Skala bertingkat (rating scale)
Jenis instrumen penelitian berikutnya adalah skala bertingkat atau rating scale. Instrumen skala bertingkat memungkinkan peroleh informasi secara lebih detail dan mendalam.
Dalam instrumen ini, ukuran subjek ditunjukkan dalam bentuk skala. Misalnya, skala sangat setuju hingga sangat tidak setuju, baik hingga baik sekali, dan lain sebagainya.
8. Eksperiman (percobaan)
Jenis instrumen penelitian yang terakhir adalah instrumen eksperimen atau percobaan. Umumnya, instrumen eksperimen ini digunakan dalam penelitian terapan atau sains murni.
Penelitian eksperimen juga perlu dilakukan di laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada reaksi atau perubahan yang terjadi pada subjek yang diteliti.
Jika ingin melakukan penelitian eksperimen, peneliti perlu mempersiapkan biaya yang tidak sedikit. Mengingat, penelitian eksperimen membutuhkan bahan-bahan kimia dan alat uji yang memadai agar memperoleh data yang akurat.
Nah, berdasarkan pembahasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka memperoleh hasil atau kesimpulan penelitian yang lengkap, akurat, dan berkualitas.
Terdapat delapan jenis instrumen penelitian yang bisa kamu gunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Yang mana, kamu bisa memilihnya sesuai dengan jenis penelitian yang kamu angkat.
Misalnya saja, kamu hendak melakukan penelitian kuantitatif yang membutuhkan sebanyak 100 responden. Maka, untuk memudahkan proses pengumpulan data, kamu bisa menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket.
Dengan begitu, kamu bisa memperoleh banyak data dalam satu waktu. Ini tentunya bisa membantu mengefisienkan waktu, biaya, dan energi yang kamu miliki dalam memperoleh data penelitian.
Nah, itulah tadi pembahasan mengenai pengertian dan delapan jenis instrumen penelitian yang perlu kamu ketahui, khususnya bagi kamu yang ingin melakukan penelitian. Semoga penelitianmu berjalan lancar!