Pernahkah kamu membaca hikayat atau cerpen? Mana yang lebih sering kamu baca? Hikayat dan cerpen adalah jenis karya sastra berbentuk prosa. Keduanya terlihat sama, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan hikayat dan cerpen.
Ini Perbedaan Hikayat dan Cerpen yang Perlu Kamu Ketahui
Secara umum, hikayat dan cerpen sama-sama menceritakan seorang tokoh dengan watak, latar, alur, tema, sudut pandang, dan gaya bahasa tertentu. Namun, tentu saja keduanya memiliki karakteristik tersendiri. Sebelumnya, kamu bisa membaca penjelasan tentang cerpen terlebih dulu di sini. Jika kamu sudah mengerti tentang cerpen, kamu bisa menyimak pembahasan perbedaan hikayat dan cerpen di berikut:
Hikayat
Hikayat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisikan cerita, undang-undang, silsilah yang bersifat rekaan, historis, keagamaan, biografis atau hubungan sifat-sifat. Dibaca sebagai pelipur lara, pembangkit semangat, dan hiburan pesta.
Ciri-ciri Hikayat
1. Tokoh yang memerankan biasanya digambarkan memiliki kesaktian atau kekuatan gaib.
2. Hikayat sering kali disebarkan dari mulut ke mulut dan tidak diketahui siapa pencerita atau pengarangnya (anonim).
3. Hikayat biasanya bersifat istanasentris atau mengambil latar belakang kerajaan di suatu negeri yang dipimpin oleh raja.
4. Sering kali menggunakan gaya bahasa klise (arkais) seperti menggunakan kata hatta atau syahdan.
5. Alur cerita mudah ditebak dan mengandung imajinasi.
6. Penokohannya bersifat mutlak, yang baik akan selalu baik dan yang jahat akan tetap jahat.
7. Isi cerita hikayat tidak mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan zaman atau statis.
Berdasarkan ceritanya, hikayat dalam sastra lama Indonesia dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Hikayat Melayu asli, seperti Hikayat Negeri Johor
2. Hikayat Jawa, seperti Hikayat Panji Sumirang
3. Hikayat India, seperti Hikayat Mahabarata dan Ramayana
4. Hikayat Arab, seperti Amir Hamzah
Perbedaan Hikayat dan Cerpen
Hikayat termasuk golongan sastra lama. Sastra lama masuk dan berkembang sekitar abad ke 13 Masehi bersamaan dengan masuknya agama dan budaya islam. Sementara sastra baru, novel dan cerpen, masuk bersamaan dengan pengaruh sastra asing dari Eropa.
Perbedaan Berdasarkan Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema adalah ide utama sebuah cerita. Pada hikayat biasanya mengambil tema berupa hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan. Sedangkan cerpen cenderung lebih variatif.
2. Latar
Latar adalah keterangan waktu, tempat, dan suasana yang melatarbelakangi sebuah cerita. Latar tempat pada hikayat biasanya di istana. Sedangkan pada cerpen bisa sangat bervariasi.
3. Tokoh
Tokoh adalah pemeran yang diciptakan penulis dan mengalami peristiwa dalam cerita. Pada hikayat tokoh terbatas pada raja, ratu, permaisuri atau rakyat jelata yang tinggal di lingkungan kerajaan. Pada cerpen tokoh yang diciptakan pengarang tidak terbatas.
4. Alur
Alur adalah rangkaian dari penyajian cerita. Dalam hikayat menggunakan jenis alur maju. Sedangkan dalam cerpen bisa menggunakan alur maju, mundur, dan campuran.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan posisinya dalam sebuah cerita. Pada hikayat menggunakan sudut pandang ketiga mahatahu karena pengarangnya bersifat anonim. Pada cerpen, semua jenis sudut pandang bisa digunakan.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah gaya pengarang dalam menggunakan bahasa saat mengungkaokan ide, gagasan, dan perasaan dalam sebuah cerita. Pada hikayat, gaya bahasa bersifat statis dan mengandung ungkapan klise seperti alkisah, syahdan, hatta. Sedangkan pada cerpen cenderung fleksibel mengikuti perkembangan zaman.
7. Amanat
Amanat adalah ajaran moral yang terkandung dalam sebuah cerita. Hikayat biasanya menyajikan amanat secara eksplisit. Pada cerpen, pengarang bisa menyajikan amanatnya secara implisit ataupun eksplisit.
Perbedaan Berdasarkan Segi Bahasa
Tidak hanya dibedakan berdasarkan unsur intrinsiknya, perbedaan hikayat dan cerpen bisa dilihat berdasarkan bahasa yang digunakan untuk menyampaikan ceritanya.
1. Bahasa yang digunakan
Dalam hikayat menggunakan bahasa Melayu klasik dan biasanya memakai kata arkais. Kata arkais adlah kata-kata yang dianggap kuno dan jarang digunakan di masa sekarang. Sedangkan dalam cerpen menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti.
2. Penggunaan majas
Penggunaan majas dalam hikayat biasanya ditekankan untuk menggambarkan karakter tokoh, sedangkan dalam cerpen majas digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang lebih luas dan tiadk terbatas pada tokoh saja.
3. Penggunaan konjungsi
Konjungsi berguna untuk menyatakan urutan waktu kejadian. Dalam hikayat konjungsi yang digunakan tidak lazim digunakan lagi di masa sekarang, seperti kata hatta dan syahdan. Dalam cerpen, digunakan konjungsi yang lebih mudah dimengerti. Contohnya: ketika, lalu, dan kemudian.
Itu tadi pembahasan tentang perbedaan hikayat dan cerpen. Semoga bermanfaat! Jangan lupa untuk ikut event menulis dari Halo Penulis ya! Info selengkapnya di sini.Â