Puisi merupakan karya sastra yang tidak hanya indah tapi juga memiliki keunikannya tersendiri. Melalui susunan kata dalam puisi hati kita bisa tersentuh, jiwa kita bisa tergerakkan dan bahkan ada kalanya juga mata kita ini berkaca-kaca karena membaca sebuah puisi.
Hal tersebut terjadi karena puisi dirancang atau ditulis tidak dengan ala kadarnya. Walaupun jumlah kata tidak sebanyak karya prosa, puisi tetap bisa menarik hati pembacanya karena puisi memiliki struktur tertentu. Yang mana struktur ini terbagi menjadi dua jenis.
Struktur Fisik dan Batin dalam Puisi, Yuk Pelajari Sekarang!
Kedua jenis struktur puisi tersebut yaitu struktur batin dan struktur fisik dalam puisi. Dapat sepintas kita lihat ya, bahwa keberadaan unsur batinlah yang sepertinya membuat kita ketika membaca puisi bisa merasakan nuansa yang ada dalam puisi tersebut.
Lalu, bagaimana dengan unsur fisik puisi? Oke, pada kesempatan kali ini kita akan membahasnya secara lengkap terkait apa itu struktur fisik dan batin dalam puisi. Pembahasan lengkapnya simak dalam uraian di bawah ini, ya!
Struktur Fisik dalam Puisi
Baik, pembahasan pertama kita akan berfokus terkait dengan unsur fisik puisi. Struktur fisik dalam puisi adalah unsur pembentuk puisi yang mana dapat kita lihat secara langsung susunannya. Struktur fisik ini juga erat kaitannya dengan kebahasaan dalam sebuah puisi.
Nah, unsur fisik ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Tipografi atau perwajahan puisi
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa struktur fiksi mencakup hal-hal yang bisa dilihat dari puisi. Nah, salah satunya yaitu perihal tipografi atau perwajahan puisi. Tipografi ini meliputi pengaturan baris, pemilihan jenis huruf, ukuran, penempatan, dan tata letak teks (layout).
Jadi tipografi ini erat kaitannya dengan bagaimana penulis menyusun kata-kata atau teks puisi sehingga secara visual dapat dengan mudah dibaca oleh pembaca. Dengan demikian, penyampaian pesan atau makna puisi dapat dengan mudah terwujud.
Lebih detail lagi, tipografi ini meliputi:
- Pemilihan font yang digunakan ketika menulis puisi.
- Penataan spasial yang unik, seperti membiarkan ruang kosong di antara baris atau mengatur kata-kata dalam bentuk geometris
- Penggunaan warna dan gaya huruf yang berbeda, seperti huruf tebal atau miring, serta kombinasi warna yang kontras.
- Pengaturan baris, tepi kanan-kiri atau margin.
2. Diksi
Struktur fisik puisi berikutnya yaitu diksi, seperti yang sudah saya uraikan sebelumnya bahwa struktur fisik ini juga meliputi unsur kebahasaan, dan diski masuk di Pemilihan kata atau diksi sangat berpengaruh terhadap puisi yang kita tulis.
Pemilihan diksi yang tepat akan membawa pembaca ke dalam nuansa yang kita inginkan dari menulis puisi tersebut. Apakah itu nuansa kesedihan, kegembiraan, ketakutan dan lain sebagainya.
Diksi dapat kita perkaya dengan rutin membaca. Lalu, supaya pemilihan diksi yang kita pakai dalam puisi itu bagus kita bisa memanfaatkan KBBI maupun Tesaurus.
3. Imaji atau citraan
Imaji atau citraan adalah rangkaian kata yang disusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk menyampaikan atau mengungkapkan pengalaman indrawi (panca indera) dari sang penyair. Dengan menggunakan imaji gambaran dari apa yang dirasakan atau apa yang ingin disampaikan oleh penulis/penyair bisa tersampaikan dengan lebih mudah.
Sebab, si pembaca pasti memiliki panca indera kan, dan mereka dapat memvisualisasikan rangkaian kata tersebut dengan panca indera mereka. Nah, secara garis besar imaji ini dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
- Imaji visual: bagaimana merangkai sebuah kata-kata dalam puisi sehingga kata-kata tersebut bisa menggambarkan objek lalu seakan-akan objek tersebut dapat terlihat, contohnya: pasir putih dan ombak biru itu memanjakan mataku.
- Imaji auditif: Bagaimana merangkai kata-kata dari suatu objek sehingga seolah-olah bisa didengarkan, contohnya: gemuruh ombak mengalihkan pikiranku darimu.
- Imaji taktil: Bagaimana menyusun kata-kata sehingga bisa mempengaruhi perasaan pembacanya, contohnya: hatiku perih kala kau memutuskan mengakhiri segala hubungan ini.
4. Kata konkret
Kata konkret berfungsi untuk menggambarkan keadaan yang nyata dan bisa ditangkap oleh indera manusia. Kata konkret ini membantu pembaca dalam memvisualkan makna abstrak di dalam puisi sehingga maknanya jadi lebih jelas.
Biasanya kata konkret ini biasa berbentuk kiasan. Misalnya dalam kalimat ini: “Hatinya sedingin salju yang sulit untuk aku cairkan.” Nah, kata “salju” inikan bersifat dingin, yang maknanya berarti hati yang keras atau beku.
5. Gaya bahasa atau majas
Unsur fisik dalam puisi berikutnya yaitu gaya bahasa atau majas. Majas ini terdiri dari beberapa jenis yaitu metafora, ironi,
repetisi, pleonasme, dan lain sebagainya. Untuk memahami majas dalam puisi, kamu dapat membaca materinya pada artikel berikut: Manfaat majas untuk puisi.
6. Rima/irama
Rima merupakan pengulangan bunyi yang sama atau mirip dalam puisi, baik di awal, di akhir baris atau di tengah baris puisi. Dengan adanya rima bunyi dari puisi ketika dibaca jadi jauh lebih indah. Nah, rima ini bisa berupa pengulangan bunyi yang terikat seperti a-b-a-b, atau bunyi bebas tanpa pola.
Sedangkan irama adalah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama mencakup keseluruhan aspek bunyi dalam puisi, termasuk tekanan kata, jeda, panjang pendek bunyi, dan intonasi. Irama berfungsi untuk menciptakan musikalitas dan memperkuat suasana atau emosi dalam puisi.
Struktur Batin dalam Puisi
Sekarang kita mengulik apa saja yang termasuk dalam struktur batin dari puisi. Struktur batin ini tidak bisa terlihat langsung dari penulisan kata-kata dalam puisi. Ini bisa berupa ungkapan perasaan dan suasana jiwa penyair. Nah, struktur batin ini terdiri dari:
1. Tema
Pokok pikiran atau gagasan pokok yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Tema berkaitan erat dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair. Melalui tema pembaca bisa tahu apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penyair.
2. Rasa atau feeling
Rasa atau feeling merupakan bagaimana sikap penulis terhadap suatu masalah yang dituangkan dalam puisi. Ungkapan rasa ini juga dipengaruhi oleh sudut pandang penyair, latar belakang, kelas sosial, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Jenis kelamin juga bisa mempengaruhi unsur rasa atau feeling.
3. Nada atau tone
Nada atau tone ini erat kaitannya dengan bagaimana sikap penyair kepada pembaca puisinya. Melalui nada atau tone ini kita bisa melihat posisi penyair kepada audiens yaitu apakah menggurui, menasehati, mengolok-olok, mengkritik dan lain sebagainya.
4. Amanat
Pesan atau amanat merupakan suatu hal yang ingin disampaikan penyair kepada pembacanya atau audience. Amanat ini bisa tersaji dalam bentuk tersirat dan bisa juga tersurat.
Nah, itulah hal-hal terkait dengan struktur fisik dan batin dalam puisi. Ketika kamu menulis puisi apakah sudah menyertakan unsur-unsur fisik dan batin di atas?
Jika belum, yuk mulai sekarang jangan mengabaikan struktur fisik dan batin dalam puisi, ya! Sehingga karya yang kamu tulis jadi lebih baik lagi dan pesan-pesan yang ingin kamu sampaikan kepada pembaca melalui puisi bisa dimaknai dengan benar! Tetap semangat belajar, berlatih dan berkarya, ya!