4 Jenis Majas atau Gaya Bahasa Cerpen yang Bisa Kamu Gunakan

4 Jenis Majas atau Gaya Bahasa Cerpen yang Bisa Kamu Gunakan

Gaya bahasa merupakan pemilihan kata atau diksi untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan pesan kepada pembaca. Selain ditentukan oleh alur cerita, gaya bahasa cerpen yang kamu gunakan juga berpengaruh untuk membuat cerpenmu semakin menarik.

Dalam istilah lain, gaya bahasa disebut pula dengan majas. Menurut Nurgiyantoro (2005), gaya bahasa cerpen adalah pilihan kata atau diksi yang disusun menggunakan bahasa tulis dan figuratif sesuai dengan struktur kalimat.

4 Jenis Majas atau Gaya Bahasa Cerpen yang Bisa Kamu Gunakan

Jenis majas atau gaya bahasa cerpen yang bisa kamu gunakan terbagi menjadi empat, yakni majas penegasan, majas perbandingan, majas sindiran dan majas pertentangan. Untuk lebih lanjutnya, berikut ini penjelasan mengenai keempat jenis majas atau gaya bahasa tersebut:

1. Gaya Bahasa atau Majas Penegasan

Majas penegasan merupakan gaya bahasa yang bertujuan untuk menegaskan sesuatu. Biasanya, gaya bahasa ini juga ditujukan untuk memberikan peringatan, kesan dan pemahaman kepada pembaca. Majas penegasan terbagi kembali menjadi sepuluh jenis, antara lain sebagai berikut:

Majas pleonasme

Majas pleonasme merupakan gaya bahasa yang berguna untuk memperjelas maksud dengan menggunakan kata berulang dan maknanya sudah dikandung oleh kata yang mendahuluinya. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut:

  • Layang-layang itu tadinya sudah turun ke bawah, tetapi sekarang bisa naik ke atas lagi karena ada angin kencang.
  • Ibu menyuruhku masuk ke dalam rumah karena hari sudah menjelang malam.
  • Andi diminta maju ke depan kelas oleh gurunya untuk mengerjakan soal matematika.

Kalimat-kalimat di atas mengandung majas pleonasme. Yang mana,  terdapat kata yang maknanya sudah dikandung oleh kata sebelumnya (yang dicetak miring).

Majas hiperbola

Majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang menggambarkan keadaan atau kondisi tertentu secara berlebihan. Beberapa contoh kalimat yang mengandung majas hiperbola, antara lain:

  • Anak itu bisa berlari secepat kilat.
  • Wajahnya cerah layaknya mentari pagi.
  • Manisnya senyum gadis itu melebihi manisnya madu.

Majas litotes

Majas litotes merupakan gaya bahasa cerpen yang melukiskan hal tertentu dengan merendahkan diri. Contoh kalimat yang mengandung majas litotes, antara lain:

  • Terimalah pemberianku yang tidak berharga ini.
  • Dia begitu memesona, apalah dayaku yang hanya butiran debu ini.

Majas repetisi

Repetisi berarti pengulangan. Majas repetisi artinya gaya bahasa yang mengulang kata-kata tertentu. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut:

  • Jangan ragu-ragu untuk memihak kebenaran.
  • Selama bulan masih bersinar, selama matahari masih beredar dan selama hayat masih dikandung badan, saya akan memperjuangkan hak rakyat.

Majas klimaks

Klimaks berarti puncak. Majas klimaks artinya gaya bahasa yang menggunakan kata-kata tertentu secara berturut-turut hingga akhirnya semakin memuncak. Berikut ini contoh kalimat yang mengandung majas klimaks:

  • Jangankan seratus ribu, lima ratus ribu, satu juta, lima juta, sepuluh juta, atau bahkan seratus juta pun aku berani membelinya.
  • Jangankan sehari, seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan seumur hidup pun aku rela menghabiskan waktuku bersamamu.

Berdasarkan contoh di atas, menunjukkan bahwa kalimat tersebut mengungkapkan uang dengan jumlah tertentu berturut-turut mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar.

Majas antiklimaks

Kebalikan dari majas klimaks, majas antiklimaks merupakan gaya bahasa cerpen yang menyebutkan sesuatu secara berturut-turut hingga semakin lama semakin menurun nilainya. Contohnya:

  • Jangankan setahun, sebulan atau seminggu, bahkan sehari saja dia tidak mau ditinggalkan olehmu.
  • Jangankan seratus ribu, lima puluh ribu atau sepuluh ribu, seribu rupiah pun dia tidak mau memberikan nafkah untuk anaknya sendiri.

Pada kedua contoh kalimat tersebut menunjukkan pengungkapan sejumlah waktu dan uang yang semakin menurun nilainya. Kebalikan dari majas klimaks yang nilainya semakin naik.

Majas asidenton

Majas asidenton merupakan gaya bahasa yang menguraikan sesuatu secara langsung tanpa menggunakan kata penghubung. Contoh kalimat yang menggunakan majas asidenton, antara lain:

  • Tua, muda, besar, kecil, semuanya hadir pada pesta perayaan pernikahan anak seorang kepala desa.
  • Kaya, miskin, tua, muda, sama saja di mata Tuhan, yang membedakan hanyalah amal perbuatannya.

Majas polisindenton

Kebalikan dari majas asidenton, majas polisindenton ini merupakan gaya bahasa yang memberikan uraian mengenai suatu keadaan dengan menggunakan kata penghubung. Misalnya, perhatikan contoh berikut:

  • Sebelum berangkat ke pasar untuk berdagang pagi tadi, Ibu menyapu rumah dan mengepelnya terlebih dahulu, kemudian Ibu mandi dan sarapan pagi.
  • Setelah pulang sekolah, Dika bergegas mengganti seragamnya, lalu makan siang bersama sang ibu.

Majas koreksio

Koreksio atau koreksi berarti perbaikan. Dengan begitu, majas koreksio merupakan gaya bahasa cerpen yang menyebutkan sesuatu yang salah, kemudian direvisi atau dibenarkan agar menarik. Contohnya, “Kemarin malam … eh maaf, tadi siang anak itu datang ke rumah”.

Majas interupsi

Majas interupsi merupakan gaya bahasa yang menggunakan sisipan kata pada bagian tengah kalimat untuk memberikan penegasan pada maksud tertentu. Sebagai contoh, berikut beberapa contoh kalimat yang mengandung majas interupsi:

  • Bu Zaenab, penjual ikan di pasar itu selalu murah senyum kepada pembeli.
  • Pak Ridwan, kepala desa yang baru itu orangnya suka menolong.

2. Gaya Bahasa atau Majas Perbandingan

4 Jenis Majas atau Gaya Bahasa Cerpen yang Bisa Kamu Gunakan

Majas perbandingan merupakan jenis majas atau gaya bahasa yang membandingkan suatu objek dengan objek lainnya. Majas perbandingan terbagi menjadi enam macam, yaitu:

Majas metafora

Majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lainnya secara langsung. Biasanya menggunakan kata-kata seperti, bak dan bagaikan. Sebagai contoh, “Senyumnya menyejukkan bak embun di pagi hari”.

Majas personifikasi

Majas personifikasi merupakan gaya bahasa cerpen yang menggambarkan benda mati yang diungkapkan seolah-olah seperti manusia. Misalnya, “Hujan deras telah melarangku pergi dari tempat ini”.

Majas tropen

Majas tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian yang dimaksud. Contohnya, “Dia telah berlayar menggunakan kapal pesiar, maka jangan biarkan dirimu tenggelam dalam duka”.

Majas metonimia

Majas metonimia merupakan gaya bahasa yang menggunakan benda tertentu dengan menyebutkan mereknya. Sebagai contoh, “Ibu membelikanku Indomie tepat disaat aku sedang merasa lapar”.

Majas sinekdoks

Majas atau gaya bahasa sinekdoks terdiri dari dua jenis, yaitu sebagai berikut:

  • Pars prototo: Majas yang menyatakan sebagian untuk mengungkapkan sesuatu secara keseluruhan. Contohnya, “Sejak tadi Ia sama sekali belum terlihat batang hidungnya.”
  • Totem proparte: Majas yang menyebutkan sesuatu secara keseluruhan untuk menyatakan sebagian. Contohnya, “Kemarin Indonesia berhasil mengalahkan Arab Saudi dengan skor 3-0.”

Majas eufemisme

Majas eufemisme merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata tertentu agar terkesan lebih halus atau sopan. Misalnya, “Sejak ditinggalkan kedua orang tuanya, anak itu kini hilang ingatan (gila)”.

3. Gaya Bahasa atau Majas Sindiran

Majas sindiran adalah gaya bahasa yang mengandung sindiran. Terdapat empat macam majas atau gaya bahasa sindiran yang bisa kamu gunakan dalam cerpen, antara lain:

Majas ironi

Majas ironi merupakan gaya bahasa yang menggunakan sindiran paling halus, hingga terkadang tidak membuat orang yang disindir merasakannya. Gaya bahasa ironi ini menggunakan kata yang berkebalikan artinya dari yang sebenarnya ingin diungkapkan. Contohnya sebagai berikut:

  • Kopi buatanmu ini manis sekali (artinya sangat pahit)
  • Banyak sekali makanan yang kamu bawa (maksudnya sangat sedikit)

Majas sinisme

Majas sinisme merupakan gaya bahasa yang mengandung arti agak kasar. Sebagai contoh, “Dengan sering bolos sekolah, semoga kamu bisa lulus ujian dengan nilai yang terbaik.”

Majas sarkasme

Majas sarkasme ialah gaya bahasa yang menggunakan sindiran paling kasar hingga bisa membuat sakit hati orang yang disindir. Contohnya, “Dasar penghianat! Sudah puas kau mengganggu rumah tangga sahabatmu sendiri?.”

Majas alusio

Majas alusio merupakan gaya bahasa yang menyindir dengan menggunakan peribahasa atau ungkapan yang sudah umum. Contohnya, “Kamu ini suka kura-kura dalam perahu, bukanlah sudah gaharu cendana pula.” (artinya pura-pura tidak tahu, bertanya pula).

4. Gaya Bahasa atau Majas Pertentangan

Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang mengandung pertentangan. Gaya bahasa pertentangan terdiri dari dua macam, antara lain:

Majas paradoks

Majas paradoks adalah gaya bahasa pertentangan yang sebenarnya tidak mengandung makna pertentangan karena pokok pembicaraannya sudah berbeda. Contohnya sebagai berikut:

  • Orang itu nampak sangat kaya di mata manusia, tetapi sangat miskin dihadapan Tuhan.
  • Aku merasakan kesepian hidup di tengah hiruk pikuk kota yang ramai ini.

Majas antitesis

Majas antitetis adalah gaya bahasa yang menggunakan pilihan kata dengan arti bertentangan. Sebagai contoh, perhatikan kalimat-kalimat berikut ini:

  • Banyak-sedikit rezeki yang kita peroleh hari ini harus tetap kita syukuri
  • Susah-senang adalah fase hidup yang terjadi kepada setiap manusia
  • Berat-ringan ujian yang Tuhan berikan tidak akan pernah melampaui kemampuan hamba-Nya.

Itulah empat jenis majas atau gaya bahasa cerpen yang bisa kamu gunakan untuk membuat cerpenmu semakin menarik dan memikat perhatian pembaca. Semoga bermanfaat dan selamat berkarya!

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn