Bagi mahasiswa, istilah studi kasus bukan hal yang asing terdengar. Studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat kita temukan pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif dan dapat kamu pelajari dalam mata kuliah metodologi penelitian.
Nah, selama berkuliah, pernahkah dosenmu memberikan tugas berupa studi kasus? Apakah dalam penerapannya kamu masih diliputi kebingungan dan masih belum menguasai dengan baik? Jika iya, kamu dapat menambah pemahaman tentang membuat studi kasus yang mudah diterapkan supaya kamu makin paham.
10 Tahap Membuat Studi Kasus yang Mudah Diterapkan untuk Mahasiswa
Di dunia perkuliahan, studi kasus sebenarnya tidak hanya menjadi latihan untuk mahasiswa dalam bentuk tugas biasa, melainkan juga dalam bentuk tugas akhir seperti pada skripsi atau disertasi.
Kendati penelitian studi kasus merupakan salah satu metode penelitian yang kerap digunakan dalam skripsi, tetapi kamu perlu mempelajari metode ini dari jauh hari supaya lebih paham. Selain untuk memudahkanmu dalam membuat tugas mingguan yang autentik dan orisinal, kamu juga dapat mengasah kemampuan menganalisis dan berpikir kritis melalui studi kasus tersebut.
Sebelum membahas studi kasus dengan lebih jauh, mari kita pahami lebih dulu tentang definisinya dan selayang pandangnya. Jadi, baca sampai tuntas, ya!
Pengertian Studi Kasus
Ada beberapa definisi studi kasus dari berbagai sudut pandang yang dapat kamu lihat dari uraian di bawah ini.
Studi kasus dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary
Studi kasus berasal dari bahasa Inggris, yaitu “case” yang berarti peristiwa atau kajian, dan “study” berarti mempelajari, menganalisis, dan meneliti. Dalam kamus Oxford Advanced Learner, studi kasus atau case study adalah kondisi aktual dari sebuah situasi; contoh suatu kejadian; keadaan tertentu tentang sesuatu atau manusia.
Arti studi kasus menurut Nursapia Harahap
Menurut Nursapia Harahap, studi kasus berarti mempelajari suatu peristiwa dalam fenomena sosial dengan tujuan membuka ciri khas yang ada dalam kasus yang diteliti.
Pengertian studi kasus menurut Mudjia Rahardjo
Sementara itu, bagi Mudjia Rahardjo, studi kasus merupakan kegiatan ilmiah yang secara intensif mempelajari suatu program, aktivitas, maupun peristiwa dari seseorang kelompok, maupun organisasi demi memperoleh pengetahuan yang lebih dalam mengenai hal-hal tersebut.
Unsur dalam pertanyaan studi kasus
Studi kasus digunakan untuk mendalami suatu fenomena hingga aktivitas baik seseorang maupun kelompok, sehingga untuk mengeksplorasinya perlu menggunakan beberapa unsur pertanyaan berupa:
- “what” untuk mendapatkan pengetahuan deskriptif (menggambarkan sesuatu)
- “how” untuk memperoleh pengetahuan yang eksplanatif (menerangkan terjadinya proses atau fenomena)
- “why” untuk mendapatkan pengetahuan yang eksploratif (penyelidikan lapangan untuk memperoleh pengetahuan lebih banyak)
Tahap Membuat Studi Kasus yang Mudah Diterapkan
Untuk menjawab kebingunganmu, sub judul kali ini akan membahas tahapan membuat studi kasus yang mudah diterapkan. Pembahasan ini akan membantu kamu membuat studi kasus secara terstruktur. Berikut ini beberapa tahapan yang bisa kamu praktikkan:
1. Menentukan tema, topik, dan kasus
Ketika ingin membuat studi kasus, pilihlah kasus yang kamu kuasai dan sesuai bidang keilmuanmu. Hal ini penting untuk kamu ingat karena kasus yang selesai dengan pemaparan dan analisis yang baik datang dari peneliti yang menguasai bidang terkait dengan kasus tersebut.
Kamu dapat menemukan inspirasi dalam menentukan kasus dari beberapa literatur, hasil tukar pikiran dengan teman yang memiliki ketertarikan pada suatu kasus, rekomendasi dosen pembimbing, atau dari hasil pengamatan sendiri.
Karena tema cenderung masih bersifat luas, maka kamu perlu menentukan topiknya, lalu dapat kamu lanjutkan dengan menentukan objek kajian dan berakhir dengan penentuan judul yang tepat sesuai kasus.
2. Mengumpulkan bahan bacaan
Bahan bacaan dapat kamu peroleh dari mana saja asal bersifat saintifik. Tujuan mengumpulkan bahan bacaan adalah untuk memperluas cakrawala berpikir dan membantu pendalaman analisis.
Meski mengumpulkan bahan bacaan dengan jumlah banyak itu penting, perlu kamu ketahui bahwa yang lebih penting adalah sejauh mana literatur itu relevan dan mutakhir dengan kasus yang kamu angkat.
Selain itu, mengumpulkan bahan bacaan yang banyak tidak menjamin suatu studi kasus itu berkualitas, karena yang paling krusial untuk disoroti adalah kedalaman analisis, keluasan cakrawala peneliti dalam mengaplikasikan teori, serta data yang ideal.
3. Merumuskan masalah
Masalah suatu kasus perlu kamu rumuskan supaya dapat terkonsentrasi dengan baik pada satu titik. Setelah itu, bagian ini dapat kamu pecah lagi dengan lebih dalam untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih saintifik dan berguna untuk diterapkan.
4. Menyatukan seluruh data lalu menyempurnakannya
Setelah merumuskan fokus dan masalahnya, tahapan berikutnya adalah mengumpulkan data yang diperlukan dengan beberapa teknik berdasarkan jenis penelitian yang kamu gunakan.
Setelah data terkumpul, baca ulang semuanya dengan mengkorelasikannya pada rumusan masalah. Jika seluruh data cukup untuk menjawab rumusan masalah, maka hal kamu dapat lanjut ke langkah berikutnya.
Namun, ketika masih belum sesuai dan perlu ada hal yang ditambahkan, kamu perlu mengerahkan usaha kembali untuk menemui informan. Meski sedikit melelahkan, studi kasus tetap perlu terjaga kredibilitasnya sehingga kamu perlu mengerahkan tenaga ekstra baik secara fisik maupun pikiran.
5. Mengolah data
Proses pengolahan data ini perlu melewati tahap berupa pemeriksaan validitas data, menyusun data secara terstruktur, melakukan coding, mengelompokkan, hingga merevisi data dari hasil wawancara. Proses yang cukup kompleks ini bertujuan untuk memudahkan kamu ke tahap berikutnya.
6. Menguraikan data
Dari semua tahapan dalam studi kasus, tahap ini lah yang terbilang cukup sulit. Mengapa? Karena jika prosesnya kurang baik, maka akan memengaruhi keseluruhan hasil penelitian.
Menguraikan data sangat melibatkan keandalan peneliti dalam menganalisis, masukan dari dosen, serta kemauan yang kuat dari diri kamu demi menyelesaikan studi kasus yang kredibel.
7. Melakukan dialog temuan
Tahap ini melibatkan teori yang berada pada bagian kajian pustaka agar melahirkan temuan yang konseptual (menggambarkan suatu pemahaman).
Umumnya, skripsi berupa temuan data yang bersifat deskriptif yang berkaitan dengan teori selama belajar di bangku kuliah. Untuk tesis, temuan ilmiah sudah berada pada fase pengembangan teori, sementara disertasi sudah pada tingkat penemuan baru kendati tidak bersifat teoretis.
8. Mengonfirmasi temuan
Setelah melakukan dialog temuan, tahap berikutnya adalah melaporkan temuan penelitian kepada informan. Dalam hal ini, kamu harus objektif dan bersikap profesional dalam prosesnya.
Selain itu, jika ada temuan yang kurang sesuai dan sulit dipertanggungjawabkan, maka kemungkinan kamu sebagai peneliti harus merombak kembali data. Itulah mengapa integritas berperan penting di tahap ini.
9. Mengikhtisarkan hasil penelitian
Tahap berikutnya adalah membuat simpulan, tetapi hal ini tidak berarti kamu harus menulis ulang dengan ringkas dari apa yang kamu kemukakan di bagian sebelumnya. Yang perlu kamu lakukan adalah menyatukan semua aspek dengan selaras yang dapat kamu jabarkan dengan eksplanasi yang baru.
10. Membuat laporan
Tahap final dari membuat studi kasus yang mudah diterapkan adalah membuat laporan hasil penelitian. Laporan yang kamu buat harus bersifat sistematis, objektif, serta sesuai dengan metode ilmiah.
Ciri-ciri Penelitian studi Kasus yang Baik
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas studi kasus kamu, di bawah ini ada beberapa karakteristik yang yang mencerminkan kualitas suatu studi kasus, di antaranya:
- Menggunakan teori yang relevan dan sesuai pedoman penelitian
- Menggunakan sumber yang bervariatif
- Implementasinya sesuai dengan fakta
- Menjadikan objek penelitian sebagai suatu kasus
- Memosisikan suatu kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer
Demikianlah uraian tentang tahap membuat studi kasus yang mudah diterapkan untuk mahasiswa. Melalui artikel ini, semoga pemahamanmu tentang studi kasus semakin meningkat serta dapat mengimplementasikan tahapan-tahapan ini ke dalam proses penelitian studi kasusmu.