Jika kamu hendak membuat resensi buku, identitas buku merupakan bagian yang perlu dicantumkan di dalamnya. Entah resensi untuk buku pelajaran, pendidikan, fiksi, maupun nonfiksi.
Bukan tanpa alasan, di dalam identitas buku mencakup berbagai unsur yang dapat dijadikan pertimbangan bagi calon pembaca dalam mengambil keputusannya. Apakah ia perlu membaca buku tersebut atau tidak.
Pengertian Identitas Buku, Komponen, dan Contohnya
Dengan kata lain, calon pembaca bisa tahu apakah buku tersebut sesuai dengan kebutuhannya atau tidak. Ini tentunya bisa memengaruhi keputusan pembelian buku oleh calon pembaca.
Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui lebih detail tentang pengertian identitas buku, komponen-komponen yang perlu ada di dalam identitas buku, hingga contohnya. Yuk, baca dengan cermat dan teliti uraian berikut ini!
Pengertian Identitas Buku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas merupakan sebuah ciri-ciri atau keadaan khusus, dan berarti pula jati diri. Dengan demikian, pengertian identitas buku adalah ciri-ciri atau data-data yang memuat informasi penting mengenai buku.
Identitas buku bisa juga dikatakan sebagai kartu nama sebuah buku yang memuat informasi dasar mengenai buku tersebut. Biasanya, identitas buku tercantum pada bagian cover, halaman hak cipta, dan katalog pustaka.
Komponen Identitas Buku
Selain pengertian identitas buku, hal lain yang juga perlu kamu pahami adalah mengenai komponen atau bagian yang harus ada di dalam identitas buku. Berikut ini komponen identitas buku:
1. Judul buku
Judul buku merupakan komponen utama yang harus ada dalam identitas buku. Judul merupakan kepala karangan yang menjadi fokus utama pembahasan di dalam sebuah buku.
Dengan kata lain, judul buku mencerminkan isi buku secara garis besar. Judul buku terletak di bagian cover dan ditulis dengan singkat, jelas, dan padat. Tidak hanya itu, judul buku juga harus dibuat semenarik mungkin untuk memikat perhatian pembaca.
Jika kamu hendak membuat resensi, perlu kamu ketahui bahwa judul resensi dengan judul buku ini berbeda. Jadi, nantinya akan ada dua judul, yakni judul resensi dan judul buku yang diresensi.
Untuk judul buku yang diresensi tidak bisa diubah-ubah. Sementara judul resensi, bisa diubah atau dibuat sendiri oleh orang yang meresensi buku atau disebut peresensi.
2. Sub judul buku (jika ada)
Bagian lainnya yang perlu dicantumkan dalam identitas buku ialah sub judul buku. Sub judul buku merupakan bagian yang mampu mendukung judul utama buku.
3. Nama penulis
Nama penulis juga merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam identitas buku. Dalam membuat identitas buku pada resensi buku, ada dua nama penulis yang nantinya perlu dicantumkan. Yakni, nama penulis buku dan nama penulis resensi.
Nama penulis buku dituliskan di bagian atas resensi, sedangkan nama peresensi dicantumkan di bagian akhir resensi. Lalu, bagaimana jika karya yang diresensi merupakan hasil terjemahan?
Maka, yang dituliskan di dalam resensi adalah nama penerjemahnya. Jika karya atau buku yang diresensi merupakan buku lokal, maka yang ditulis tetap nama penulisnya.
Mencantumkan nama penulis pada identitas buku memungkinkan calon pembaca untuk mencari karya lainnya dari penulis yang sama. Sebab, siapa penulis bukunya juga kadang kala menjadi aspek yang menentukan keputusan pembelian sebuah buku dari calon pembaca.
4. Penerbit
Selain nama penulis, nama penerbit juga perlu dicantumkan di dalam identitas buku. Penerbit merupakan pihak yang bertanggungjawab atas dipublikasikannya sebuah buku. Yang mana, penerbit juga bisa menjadi penentu kualitas buku.
Seperti halnya nama penulis, mencantumkan asal atau nama penerbit di dalam identitas buku ini juga sangat penting. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam membaca atau membeli buku karena judul buku yang sering kali sama.
Misalnya, niat hati ingin mencari buku dengan judul tertentu yang diterbitkan oleh Penerbit A, tetapi ternyata yang dibeli bukan dari Penerbit A, padahal dari segi judulnya memiliki kesamaan.
Nah, untuk itulah nama penerbit yang juga tercantum pada bagian cover ini, bisa menjadi pembeda sehingga kesalahan dalam pembelian buku dapat dihindari.
5. ISBN
Bagian berikutnya yang perlu ada dalam membuat identitas buku adalah ISBN. ISBN (International Standart Book Number) merupakan kode identifikasi buku yang bersifat unik dan berlaku secara internasional.
ISBN terdiri dari 13 digit angka yang memuat kode judul buku, nama penerbit, dan kelompok penerbit. Satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan ISBN ialah Perpustakaan Nasional RI.
ISBN ini perlu dicantumkan di dalam identitas buku. Tujuannya agar calon pembaca bisa mengecek identitas buku secara lebih lengkap dan memastikan buku tersebut diterbitkan secara resmi.
Tidak hanya itu, ISBN juga bisa menjadi alat yang bisa membantu melacak keberadaan buku di pasaran, menghindari kesalahan pemesanan buku, hingga meningkatkan kredibilitas penulis dan penerbit.
6. Edisi dan cetakan
Pernahkah kamu melihat atau membaca buku yang memiliki cetakan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya? Jika iya, edisi dan cetakan buku keberapa merupakan salah satu bagian yang perlu disertakan dalam identitas buku.
Ini bertujuan agar calon pembaca bisa mengetahui pembaruan yang dilakukan pada buku tersebut. Mereka bisa mengetahui berapa kali buku tersebut telah dilakukan update informasi di dalamnya. Dengan demikian, hal ini juga bisa menentukan keputusan mereka untuk membaca buku tersebut atau kah tidak.
7. Tahun terbit buku
Tahun terbit juga penting untuk dicantumkan di dalam identitas buku. Adanya tahun terbit akan memudahkan pembaca untuk mengetahui buku tersebut apakah termasuk edisi lama atau kah edisi baru.
Selain itu, tertulisnya tahun terbit dalam identitas buku bisa membantu calon pembaca dalam mengidentifikasi buku tersebut. Mereka juga akan lebih mudah dalam membacanya.
8. Tempat terbit
Tidak hanya tahun terbit, tempat diterbitkannya buku juga bisa kamu muat dalam identitas buku. Ini untuk meyakinkan calon pembaca mengenai asal-usul buku. Dalam artian, alamat terbitnya buku tersebut memang real atau bukan fiktif, serta sesuai dengan lokasi penerbitnya.
9. Ketebalan buku
Berikutnya, ketebalan buku juga menjadi bagian yang perlu dicantumkan dalam identitas buku. Ketebalan buku bisa membantu pembaca dalam memperkirakan wujud atau bentuk fisik buku tersebut.
Kadang kala, ketebalan buku juga bisa menjadi pertimbangan bagi calon pembaca dalam menentukan keputusan pembeliannya. Sebab, setiap pembaca memiliki seleranya masing-masing. Ada yang suka membaca buku-buku tebal, ada pula yang lebih suka membaca buku-buku tipis.
Dengan mengetahui ketebalan buku, pembaca juga bisa terbantu dalam hal perkiraan harga buku tersebut. Yang mana, harga tentunya juga bisa memengaruhi keputusan pembelian dari calon pembaca. Serta, apakah buku tersebut sesuai kebutuhannya ataukah tidak.
Semakin tebal sebuah buku, maka kemungkinan harganya juga semakin mahal. Tidak hanya karena membutuhkan bahan baku pembuatan yang lebih banyak, tetapi juga karena proses cetak yang memakan waktu lebih lama.
10. Ukuran buku
Tidak hanya ketebalan, ukuran buku juga penting agar dicantumkan di dalam identitas buku untuk membuat resensi dengan jelas dan lengkap.
Ukuran buku menjadi gambaran dimensi fisik buku yang mana bisa memengaruhi tata letak, tampilan, dan kenyamanan pembaca. Buku-buku sendiri mencakup berbagai ukuran, yaitu mulai dari ukuran A3, A4, A5, B5, dan lain-lainnya.
11. Hak cipta
Komponen atau struktur lainnya yang perlu ada di dalam identitas buku adalah hak cipta. Hak cipta ini penting untuk melindungi buku dari plagiarisme atau penjiplakan karya yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
12. Nama-nama pihak yang ikut berkontribusi (jika ada)
Terakhir, nama-nama pihak yang ikut berkontribusi pada penerbitan sebuah buku juga bisa kamu sertakan dalam identitas buku. Misalnya, nama editor, nama ilustrator, desainer cover, dan layouter.
Menyertakan nama-nama tersebut merupakan bentuk penghargaan karena mereka telah ikut andil atas diterbitkannya sebuah buku. Selain itu juga sebagai bukti dari terjalinnya kerja sama tim yang solid.
Fungsi Identitas Buku
Pengertian identitas buku dan komponen-komponen yang perlu ada di dalamnya sudah kita bahas sebelumnya. Selanjutnya, fungsi identitas buku juga penting untuk kamu ketahui. Berikut ini fungsi identitas buku:
- Mengenali dan membedakan buku yang satu dengan buku yang lainnya
- Bisa menjadi ciri khas dan meningkatkan nilai jual buku
- Memberikan informasi mengenai ISBN buku. Bagi calon pembaca, penerbit, perpustakaan, dan lembaga terkait lainnya yang ingin mendata dan melacak buku bisa mengidentifikasi buku secara lengkap dengan lebih mudah.
- Menginformasikan mengenai buku, yakni komponen-komponen buku yang sebelumnya telah dibahas
- Meningkatkan kredibilitas buku sehingga bisa meyakinkan calon pembaca untuk memiliki buku tersebut karena keabsahannya telah terjamin.
- Mengetahui informasi tentang penerbit sehingga kualitas dan orisinalitas buku dapat diketahui.
Contoh Identitas Buku
Setelah memahami pengertian identitas buku, komponen, dan fungsinya, agar kamu memahami dengan jelas mengenai materi identitas buku ini, berikut juga kami jabarkan contoh identitas buku untuk buku novel:
Judul buku:
Mimpi, Cinta, dan Inspirasi
Nama penulis:
Gloria Morgen
Penerbit:
Bhuana Ilmu Populer
ISBN:
978-602-483-597-2
Edisi dan cetakan:
pertama
Tahun terbit:
2019
Tempat terbit:
Jakarta, Indonesia
Ketebalan buku:
152 halaman
Ukuran buku:
A5 (13 cm × 19 cm)
Hak cipta:
Hak cipta © 2019 oleh Gloria Morgen. Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak sebagian maupun seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Editor:
Ani Nuraini Syahara
Ilustrator:
Gage Studio
Layouter:
Raysa Kania
Desainer cover:
Yanyan Wijaya
Dari contoh di atas, dapat kita lihat bahwa identitas buku sudah tersusun dengan jelas dan rapi. Mulai dari judul buku, nama penulis, penerbit, ISBN, hingga pihak-pihak yang berkontribusi dalam penerbitan buku.
Identitas buku merupakan bagian penting yang perlu kamu cantumkan, terutama jika kamu ingin meresensi buku. Tidak hanya penting bagi calon pembaca, tetapi juga bagi penerbit, penulis, hingga penjual buku.
Komponen atau struktur identitas buku yang jelas merupakan bentuk profesionalisme yang bisa membantu memudahkan proses mencari, mengenali buku, mempermudah pengelolaan buku dari segi administrasi, distribusi, hukum, dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, struktur atau komponen identitas buku yang jelas juga bisa menjadi jembatan penghubung antara pembaca dengan ide-ide yang disampaikan di dalam buku.
Nah, itulah tadi pembahasan mengenai pengertian identitas buku, komponen, fungsi, dan contohnya. Semoga sudah cukup jelas dan bermanfaat meningkatkan wawasanmu, ya!