Sebagai seorang penulis kamu harus menguasai kaidah kepenulisan yang berlaku sesuai dengan bahasa tulis yang kamu gunakan. Salah satunya terkait dengan penggunaan huruf miring. Dalam menggunakannya patut untuk diperhatikan baik itu ketika kamu menulis tulisan ilmiah maupun fiksi.
Ketepatan dalam penggunaan kaidah penulisan yang benar misalnya huruf miring ini akan mencerminkan kapabilitas kamu sebagai seorang penulis. Melalui ketepatan penggunaan kaidah penulisan juga inilah digunakan sebagai pendukung kita untuk bisa berbahasa dengan baik dan benar melalui media tulis.
Penggunaan Huruf Miring: 3 Tips agar Tidak Salah Kaprah dalam Penggunaannya
Lain halnya jika menggunakan bahasa lisan,di mana penggunaannya bisa didukung oleh gesture, ekspresi, mimik, intonasi, dan pengucapan. Nah, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa tips yang bisa kamu gunakan agar meminimalisir terjadinya kesalahan penggunaan huruf miring. Yuk, simak uraian lengkapnya berikut ini:
Pahami Kapan Waktu untuk Penggunaan Huruf Miring
Sebagai seorang penulis kamu harus memahami kapan harus menggunakan huruf miring. Sebagai pedoman, kamu bisa menggunakan PUEBI untuk memastikan huruf miring atau italic digunakan untuk apa. Nah, di sini kami akan merangkumnya perihal kapan huruf miring ini perlu digunakan, yaitu:
Huruf miring digunakan untuk menulis nama judul
Tidak semua judul ditulis dengan huruf miring, contoh judul cerpen. Penulisan judul cerpen di dalam sebuah karya tulis yang kamu tulis yang benar adalah menggunakan tanda petik dua (“_”). Sementara itu judul yang bisa memakai huruf miring yaitu judul:
- buku,
- film,
- album lagu,
- acara televisi,
- siniar,
- lakon, dan
- nama media massa.
Penulisan huruf miring ini diletakkan di mana? Ya di dalam tulisan yang kamu tulis, termasuk dalam daftar pustaka.
Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan sesuatu
Selain untuk judul, huruf miring juga digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan sesuatu. Penggunaannya bisa pada penulisan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Contohnya yaitu pada kalimat:
- Penggunaan kata namun yang benar adalah sebagai penghubung antar kalimat.
- Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan panjang tangan.
Menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing
Apabila kamu menulis suatu karya dan membumbuinya dengan bahasa asing maupun daerah maka kamu harus menuliskannya dengan huruf miring. Dengan catatan huruf daerah atau asing tersebut belum terdaftar dalam KBBI, ya!
Sebab, ada juga bahasa asing atau daerah yang telah masuk KBBI, yang artinya bahasa tersebut telah diserap atau dimutakhirkan menjadi bahasa Indonesia. Salah satu contohnya yaitu kata cie.
Kata cie ini adalah berasal dari bahasa Inggris yang merupakan kependekan dari cause i envy. Nah, kata cie ini sekarang telah terdaftar di KBBI dan memiliki makna: kata seru yang digunakan untuk memuji atau menggoda seseorang agar tersipu
Manfaatkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekarang ada yang berformat online. Dengan format online ini perbaruan dapat cepat untuk kamu akses. Dengan demikian menjadikan mereka lebih up to date, begitu pula dengan kamu sebagai seorang penulis.
Menggunakan KBBI online sebagai penunjang info terkait penggunaan huruf miring dapat kamu lakukan untuk mengecek apakah kata tertentu itu sudah ada dalam KBBI atau belum. Apabila kata tertentu tersebut sudah ada di dalam KBBI maka kamu tidak perlu menuliskannya dalam bentuk italic dan berlaku juga untuk sebaliknya.
Lakukan Proofreading pada Naskah yang Kamu Tulis
Tips ketiga yang bisa kamu gunakan agar tidak salah kaprah dalam penggunaan huruf miring adalah dengan melakukan proofreading. Untuk melakukan proses ini pastikan naskahmu telah rampung dan diendapkan selama dua sampai tujuh hari.
Fungsi pengendapan ini agar kamu bisa melakukan penilaian dengan lebih objektif. Sehingga kesalahan penulisan, misalnya penulis huruf miring dapat segera kamu temukan. Sebenarnya tidak hanya kesalahan penggunaan huruf miring, ya!
Proses proofreading ini juga bertujuan agar naskah milikmu menjadi semakin sempurna. Misalnya tidak ditemukan lagi adanya typo, penyusun kalimat benar, dan lain sebagainya. Nah, agar lebih maksimal hasilnya maka kamu bisa meminta bantuan teman kamu untuk mengoreksi.
Menggunakan bantuan teman ini akan lebih tinggi objektivitasnya dari pada dikoreksi oleh diri sendiri. Namun, yang namanya minta tolong kita tidak bisa semaunya atau ingin cepat selesainya. Oleh karena itu sebaiknya kamu menggunakan jasa proofreading profesional yang jelas kemampuan dan jam terbangnya.
Salah satu rekomendasi kamu bisa menggunakan jasa proofreading profesional dari Detak Pustaka. Detak Pustaka memiliki tim proofreader profesional dan waktu pengerjaan yang dijamin sangat cepat. Jika kamu ingin menggunakan jasa ini atau ingin tahu lebih detail terkait jasa proofreading ini silakan klik di sini.