11 Tips Memangkas Jumlah Kata dalam Cerpen Tanpa Merusak Alur Cerita

11 Tips Memangkas Jumlah Kata dalam Cerpen Tanpa Merusak Alur Cerita

Salah satu tantangan terbesar dalam menulis cerpen ialah perihal jumlah katanya. Yang mana pada umumnya jumlah kata dalam cerpen tidak lebih dari 10.000 kata. Apalagi di sebuah perlombaan menulis cerpen, maksimal jumlah katanya lebih minim lagi biasanya berkisar di minimal 500 kata dan maksimal di 1200 kata.

Jika kita menulis melebihi jumlah maksimal kata tersebut, sudah pasti karya kita akan terdiskualifikasi. Maka, penting bagi kita untuk bisa memangkas jumlah kata dalam cerpen, namun tidak merusak alur cerita.

11 Tips Memangkas Jumlah Kata dalam Cerpen Tanpa Merusak Alur Cerita

Nah, pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tips tentang memangkas jumlah kata dalam cerpen. Tips ini akan sangat membantu kamu yang sedang ikut event menulis atau lomba menulis cerpen.

Sehingga kamu bisa menghasilkan cerpen yang berkualitas walaupun dengan jumlah kata yang terbatas. Okay, tanpa berlama-lama lagi, mari menyimak tips memangkas jumlah kata dalam cerpen berikut ini:

1. Tinjaulah Struktur Cerita dengan Teliti

Sebelum kamu memangkas jumlah kata dalam cerpen yang kamu tulis, pastikan kamu telah meninjau struktur ceritamu. Pastikan bahwa alur cerita yang kamu buat telah solid, hubungan sebab-akibatnya pas, tidak ada plot hole maupun adanya unsur-unsur yang tidak mendukung ceritamu.

Pada saat meninjau struktur cerpenmu fokuslah pada elemen utama yaitu pengenalan, konflik, klimaks, dan resolusi. Jika di dalamnya ada bagian yang terasa tidak penting atau tidak mendukung perkembangan alur cerita, itu bisa menjadi sasaran pertama untuk dipotong.

Semisal nih, di cerita yang kamu tulis terdapat dialog, nah pastikan bahwa dialog tersebut tidak bertele-tele atau tidak terlalu panjang yang mana pada umumnya justru membuat ceritamu berbelit-belit. Dialog yang bagus itu ialah dialog yang bisa menambah kedalaman karakter atau mempercepat plot.

2. Eliminasi Deskripsi Berlebihan

Deskripsi memang bisa untuk mempermudah imajinasi pembaca ketika membaca cerpenmu. Namun, deskripsi yang berlebihan selain akan menyebabkan jumlah kata di cerpen bertambah juga bisa membuat cerpen yang kamu tulis tidak memberikan ruang bagi pembaca untuk berimajinasi atau terlibat dengan ceritanya.

Ketika membuat deskripsi, pastikan deskripsi tersebut menunjang plot cerita berjalan maju tidak stuck di tempat. Pastikan juga apa yang kamu deskripsi dalam cerita itu memang benar-benar penting untuk kebutuhan cerita cerpen.

Semisal nih, kamu ingin mendeskripsikan suasana pada hari di siang hari yang cerah. Daripada seperti ini:

Langit hari ini berwarna biru cerah dengan sedikit semburat awan putih yang melayang penuh ketenangan, sementara itu matahari juga tidak mau kalah untuk menunjukkan kehangatannya di kota ini.

Lebih baik kamu buat atau deskriptif yang lebih ringkas sebagai berikut:

Langit biru dan sinar matahari yang hangat menyelimuti kota ini.

3. Gunakan Kalimat Efisien

Penggunaan kalimat yang efisien tidak hanya berlaku untuk karya non fiksi. Dalam karya fiksi pun juga diperlukan. Pastikan kalimat maupun paragraf yang kamu buat tidak terjadi pemborosan kata.

Pemborosan kata ini bisa berupa kalimat yang terlalu panjang, sampai dengan adanya dua jenis kata yang memiliki fungsi sama tapi ditulis bersamaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kamu belum bisa menggunakan kata sesuai fungsinya. Juri pun akan memberikan penilaian yang buruk akibat adanya pemborosan kata yang kamu lakukan tersebut.

4. Fokus pada Konflik Utama

Cerpen yang baik ialah cerpen yang memiliki satu konflik utama dan terselesaikan pada saat cerpennya habis. Berbeda dengan novel yang umumnya terdiri dari beberapa konflik atau sub plot cerita. Nah, agar jumlah kata dalam cerpenmu tidak berlebihan usahakan untuk tidak membuat sub plot cerita atau alur cerita sampingan yang tidak mendukung plot utama.

Semisal nih, ceritamu tentang pertemuan kembali antara tokoh utama dengan cerita pertamanya. Pada saat membuat cerita pastikan plot hanya berfokus pada hal tersebut, tidak melebar sampai ke detail-detail yang rinci terkait siapa saja mantan dari mantanmu tersebut.

Hal tersebut tidak perlu! Cukup kisahkan bagaimana pertemuan mereka dan sedikit flashback mengapa mereka berpisah lalu diakhiri dengan bagaimana mereka menyikapi pertemuan tersebut.

5. Sederhanakan Dialog

Penggunaan dialog di dalam cerita cerpen harus kamu pastikan tidak terlalu panjang dan langsung pada intinya. Dialog yang panjang hanya akan memperlambat ritme ceritamu dan menyebabkan jumlah kata melebihi ketentuan.

Pastikan juga bahwa dialog harus mendorong cerita ke depan atau mengungkap karakter. Bukannya menjadi kesempatan untuk pamer kosakata yang justru akan membuat ketersediaan jumlah katamu semakin menipis.

6. Periksa Ulang Penggunaan Adjektiva dan Adverbia

11 Tips Memangkas Jumlah Kata dalam Cerpen Tanpa Merusak Alur Cerita

Terlalu banyak penggunaan kata sifat (adjektiva) dan kata keterangan (adverbia) bisa membuat cerpen terasa berlebihan. Gunakan kata sifat dan keterangan hanya jika benar-benar diperlukan.

Coba ganti adjektiva dan adverbia dengan kata kerja yang lebih kuat atau frasa yang lebih padat. Contoh daripada menuliskan kalimat seperti ini “Dia makan dengan sangat kenyang”, kamu cukup merubahnya menjadi “Dia makan dengan kenyang.”.

7. Hindari Pengulangan Ide

Pengulangan ide atau frasa dalam cerpen sering kali tidak disadari oleh penulis. Ketika kamu sudah menyampaikan satu ide atau konsep, tidak perlu diulang dengan cara yang berbeda, kecuali itu memiliki tujuan khusus.

Periksa ulang apakah ada kalimat atau paragraf yang menyampaikan informasi yang sama berulang kali. Jika ada maka pangkas bagian tersebut.

8. Gunakan Metafora dan Simbolisme Secara Efisien

Tips memangkas jumlah kata dalam cerpen berikutnya yaitu siasati dengan cara menggunakan metafora dan simbolisasi dengan efisien. Metafora dan simbolisme adalah cara yang indah untuk menyampaikan ide atau emosi tanpa perlu menggunakan terlalu banyak kata.

Menggambarkan suatu perasaan atau situasi dengan metafora yang tepat dapat membantu memadatkan cerita tanpa mengorbankan makna. Namun, pastikan penggunaan metafora tetap relevan dan tidak berlebihan.

9. Edit Secara Bertahap

Setelah kamu melakukan pemangkasan jumlah kata dalam cerpen yang kamu tulis, maka selanjutnya kamu perlu melakukan perbaikan atau editing. Sebelum masuk proses editing ini pastikan kamu telah mengendapkan naskahmu selama beberapa jam jika perlu beberapa hari.

Tujuan hal tersebut dilakukan ialah agar penilaian yang kamu lakukan lebih objektif. Lalu, pada saat proses editing tanyakan pada diri sendiri apakah setiap kalimat, paragraf, atau dialog memiliki tujuan yang jelas dalam menggerakkan cerita ke depan

10. Mintalah Pendapat Orang Lain

Agar cerita yang kamu buat semakin sempurna baik dari segi jumlah kata dan alur ceritanya maka kamu bisa meminta pertolongan orang lain untuk menilai cerpen yang kamu tulis. Ketika meminta tolong, pastikan kamu telah memberikan instruksi yang jelas yakni untuk memastikan jumlah katanya pas tapi plot cerita tidak rusak alias plot masih solid.

Dengan demikian, mereka jadi lebih peka terhadap apa yang kamh inginkan. Lalu, lebih lanjut lagi mereka jadi bisa menunjukkan pada bagian mana yang sekiranya perlu untuk dilakukan pemangkasan jumlah kata.

11. Periksa Ulang Tema Utama

Di suatu perlombaan pasti memiliki temanya kan? Nah, pastikan lagi bahwa bagian yang kamu pangkas tersebut tidak merubah tema cerita yang kamu angkat di dalam cerpenmu.

Jadi dalam memangkas jumlah kata dalam cerpen tidak cukup sekedar menjaga plot cerita tidak rusak, tapi juga penting untuk memastikan bahwa cerita yang kamu tulis tidak melenceng dari tema yang telah ditetapkan.

Nah, itulah beberapa tips memangkas jumlah kata dalam cerpen tanpa merusak alur cerita. Dalam prosesnya diperlukan keterampilan dan juga latihan.

Semakin sering kamu mengikuti lomba yang mana jumlah katanya diatur, maka semakin mahir pula kamu menciptakan karya sesuai dengan ketentuan perlombaan. Jadi … teruslah berlatih dan belajar untuk menciptakan karya terbaikmu ya!

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn