Menulis Senandika Indah dari Curahan Hati dengan 8 Cara Ini

Menulis Senandika Indah dari Curahan Hati dengan 8 Cara Ini

Apakah kamu sudah tahu, bahwa kamu bisa menulis senandika indah dari curahan hatimu? Senandika atau solilokui mungkin masih asing bagimu. Karena masih jarang sekali yang menulis karya sastra
satu ini.

Banyak yang menyamakan solilokui dengan puisi. Namun, sebenarnya ada perbedaan yang cukup mencolok diantaranya. Karya ini biasa juga disebut narasi bebas, karena bentuknya bukan bait, tetapi paragraf.

Selain itu karya sastra ini ditulis dengan sudut pandang orang pertama dan ditujukan pada orang kedua. Itu sebabnya senandika bisa diartikan sebagai curahan hati yang indah.

Menulis Senandika Indah dari Curahan Hati dengan 8 Cara Ini

Bagi kamu yang memiliki hobi menuangkan curahan hati ke dalam buku diary, kamu juga bisa menulis senandika indah dengan beberapa langkah sederhana berikut ini.

1. Menulis Berdasar Pengalaman Pribadi

Karena ditulis dengan sudut pandang orang pertama atau penulis itu sendiri, kamu bisa menulis senandika indah berdasarkan pengalaman pribadi. Kamu juga bisa mengubah catatan diary mu menjadi kumpulan solilokui hasil karyamu sendiri.

Kamu bisa mengelompokkan beberapa catatan harianmu dalam satu tema yang sama, kemudian menerbitkannya sebagai buku kumpulan solilokui. Dan ini bisa menjadi salah satu langkah yang paling mudah untuk menulis buku bagi seorang penulis.

2. Menulis dengan Penuh Perasaan atau Luapan Emosi

Untuk bisa menulis senandika indah kamu harus menulisnya dengan penuh emosi. Meskipun banyak yang menulis karya sastra ini, saat dalam suasana hati yang pilu atau sedih, tetapi kamu juga bisa membuatnya dalam suasana hati sebaliknya.

Banyak yang beranggapan bahwa begitu mudah menulis karya sastra ini dalam suasana hati yang pilu. Namun, Kamu tetap bisa menulis solilokui dalam suasana hati yang senang. Karena hal terpenting dalam menulis karya ini kamu bisa menggambarkan emosi secara jelas lewat tulisan tersebut.

3. Gunakan Diksi yang Indah tetapi Mudah Dipahami Pembaca

Salah satu hal yang membedakannya dengan menulis puisi adalah terkait pemilihan diksi yang digunakan. Saat kamu menulis senandika indah kamu tidak dianjurkan untuk menggunakan kata-kata indah namun sangat sulit dipahami.

Kamu bisa menggunakan diksi yang unik, tetapi tetap mudah dipahami saat membacanya. Hal ini bertujuan agar pesan dalam tulisan bisa dipahami pembaca dengan baik.

4. Gunakan Latar yang Tepat agar Bisa Menyentuh Hati Pembaca Saat Menulis Senandika Indah

Kamu juga diperbolehkan menambahkan latar atau setting yang sesuai saat menulis senandika. Latar ini berfungsi untuk mempertegas emosi yang dituangkan di dalamnya. Namun, kamu tidak boleh berlebihan saat menyisipkannya ke dalam cerita.

Karena solilokui adalah karya sastra yang pendek. Jadi harus benar-benar mengandung informasi tentang cerita yang lebih padat dan tidak bertele-tele.

5. Jangang Menulis Terlalu Panjang

Salah satu ciri dari sastra ini, ditulis hanya menggunakan kurang lebih 300-500 kata saja. Dan ini adalah salah satu hal yang membedakan senandika dengan prosa lainnya. Senandika ditulis dalam bentuk paragraf yang terbilang pendek atau cukup singkat.

6. Menulis Senandika Indah dengan Penuh Kejujuran

Untuk bisa menulis senandika yang indah kamu perlu menjelaskan dengan jujur tentang bagaimana perasaan yang sedang kamu alami saat itu. Layaknya sedang menulis buku diary secara natural, begitulah cara bercerita yang tepat saat menulis senandika.

7. Menggunakan Sinonim Kata yang Lebih Indah

Saat menulis karya sastra ini, kamu bisa menggunakan sinonim atau persamaan kata yang indah untuk mewakili kata yang ingin ditulis. Semisal hati yang sedih diganti dengan hati yang patah, mengganti kata cemas dengan hati yang risau dan masih banyak sinonim indah lainnya.

Karena dalam menulis senadika indah sangat jarang, atau bahkan tidak menggunakan majas seperti saat menulis puisi. Para penulisnya lebih suka menggunakan sinonim kata yang lebih menarik, agar senandika tetap indah, tetapi juga sangat mudah dicerna oleh pembaca.

8. Melakukan Swasunting Setelah Selesai Menulis Senandika

Kamu perlu melakukan swasunting saat selesai menulis solilokui. Karena saat menulisnya penuh dengan perasaan terkadang tanpa sengaja kamu bisa menuliskan kalimat yang berlebihan atau mungkin kurang enak dibaca. Inilah alasan bahwa swasunting perlu dilakukan.

Dengan ke tujuh cara ini semoga kamu bisa memahami bagaimana cara menulis senandika atau solilokui yang indah berdasarkan sebuah curahan hati yang mendalam dan selamat mencoba.