Cerita novel terdiri dari berbagai jenis tokoh, di antaranya adalah tokoh antagonis. Tokoh antagonis ini biasanya memiliki peran yang penting dalam cerita novel, salah satunya adalah agar plot cerita berjalan, tidak stuck di tempat. Namun, terkadang banyak penulis yang masih salah dalam memasukkan tokoh antagonis ini ke dalam cerita novel.
Misalnya penggambaran atau sosok ini terlalu dibuat menjadi sosok jahat tanpa sebuah motivasi yang jelas. Jadi tidak ada dasar yang jelas mengapa mereka harus menjadi sosok yang menghalangi jalan cerita protagonis. Beberapa penulis hanya menjadikan mereka tokoh yang jahat yang tidak menarik dan tidak berkesan.
4 Tips untuk Menghadirkan Tokoh Antagonis ke Dalam Cerita Novel
Nah, pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tips bagaimana menghadirkan tokoh antagonis ke dalam cerita novelmu, sehingga bisa menjadi tokoh pendukung yang berkesan dan membangkitkan emosi pembaca. Menjadi tokoh yang membuat cerita novelmu menjadi lebih menarik di setiap lembar-lembar halaman novel. Dan berikut adalah uraian lengkapnya:
1. Pastikan Menghadirkan Tokoh Antagonis yang Berpengaruh pada Protagonis
Melansir Helping Writers Become Authors, dalam sudut pandang penokohan, penting untuk menciptakan tokoh antagonis sebagai pribadi yang berdimensi penuh seperti tokoh protagonis.
Namun, dari perspektif dinamika plot, fungsi antagonis terutama sebagai katalis bagi pilihan, tindakan, dan perkembangan protagonis. Artinya, pendekatan terbaik adalah memandang tokoh antagonis bukan sebagai pemain yang setara dengan protagonis dalam struktur cerita. Melainkan sebagai kekuatan yang menggerakkan protagonis melalui plot struktural. Dengan demikian antagonis harus memiliki porsi yang pas, tidak terlalu menonjol tetapi tetap bisa mempengaruhi protagonis.
2. Backstory-nya harus kuat dan kompleks
Sama halnya dengan tokoh protagonis, antagonis pun harus memiliki backstory yang kompleks. Dengan demikian kamu dapat menghadirkan tokoh antagonis ke dalam cerita novel dengan lebih mudah dan masuk akal untuk dipahami, dibaca, dan mencuri simpati pembaca.
Mereka tidak sekedar sebagai tokoh jahat yang membosankan. Cari tahu dan temukan motivasi yang kokoh melalui backstory kehidupan antagonis. Pastikan kamu menemukan “alasan” mengapa antagonis tersebut menjadi penghalang hidup protagonis.
3. Menghadirkan Tokoh Antagonis yang Abu-abu
Kamu tidak perlu mengungkapkan kejahat atau kelicikan si tokoh antagonis secara terang-terangan atau memperlihatkannya sekaligus. Pelan-pelan saja, jangan kamu ungkapkan kebusukannya sekaligus begitu saja. Ini akan membuat cerita novelmu jadi kurang menarik.
Dengan porsi yang pas akan membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Pengungkapannya pun bisa secara abu-abu, dan memicu pembaca menebak-nebak siapa tokoh antagonis tersebut. Akan lebih baik lagi jika menghadirkan tokoh antagonis di luar prediksi pembaca, dan ini bagus untuk menciptakan plot twist.
Sebagainya contoh dalam novel Tuhan untuk Jemima karya Indah Hanaco. Siapa yang menyangka bahwa antagonisnya selama ini adalah orang yang ada di sekitar keluarga Jemima? Penulis berhasil menghadirkan tokoh antagonis yang memicu rasa penasaran pembaca.
4. Hadirkan Antagonis untuk Menggoyahkan Keyakinan Protagonis
Menghadirkan tokoh antagonis dapat dilakukan dengan cara menggoyahkan keyakinan tokoh protagonis. Kamu harus bisa menghadirkan tokoh antagonis yang bisa meruntuhkan keyakinan yang dipegang teguh protagonis. Walaupun pada akhirnya nanti protagonis tentu harus bisa kembali pada keyakinan tersebut atau tahu jalan terbaik selain keyakinan yang diyakininya selama ini.
Pada intinya, kamu harus bisa menghadirkan antagonis yang bisa menggerakkan plot cerita. Membuat konflik antara kedua karakter (antagonis dan protagonis) menjadi lebih menarik dan bermakna. Dan pada akhirnya kehadiran tokoh antagonis tersebut memiliki ujung untuk membuat tokoh protagonis tumbuh menjadi karakter yang semakin kuat.
Nah, itulah beberapa tips yang bisa kamu gunakan dalam menghadirkan tokoh antagonis ke dalam cerita novel. Pada intinya adalah kamu harus bisa menghadirkan sosok antagonis yang kompleks dan bisa memikat pembaca, sehingga pembaca tidak merasa bosan dengan cerita novel yang kamu tulis.